Perumnas Bangun 78 Menara Rusun Pada 2010

Perumnas Bangun 78 Menara Rusun Pada 2010
Jakarta (ANTARA) - Perum Perumahan Nasional (Perumnas) menargetkan pembangunan 48 tower rumah susun sewa dan rumah susun hak milik (rusunawa/rusanami) serta 30 menara "urban renewal" (peremajaan kawasan) pada tahun 2010.
"Untuk merealisasikan target pembangunan pada 2010, setidaknya dibutuhkan investasi Rp2 triliun," kata Direktur Utama Perum Perumnas, Himawan Arief, di Jakarta, Rabu.
Menurut Himawan, hingga tahun 2009 Perumnas sudah menyelesaikan pembangunan 32 tower rusunawa/rusunami dengan 9.318 unit di empat wilayah antara lain Bekasi, Pulo Gebang, Kemayoran, dan Cengkareng.
Menurut Himawan, pembangunan 78 tower pada 2010 bagian dari penuntasan pembangunan 200 tower yang ditargetkan rampung pada tahun 2011.
Setelah dihitung, dari 200 tower yang terbangun tersebut mampu menampung sebanyak 58.038 unit rusunawa/rusunami.
Untuk memenuhi target 200 tower hingga 2011 diutarakannya, Perumnas membutukan lahan tambahan sekitar 20.000 hektare, dari sisa lahan (landbank) saat ini sekitar 2.400 hektare.
Ia menjelaskan, investasi yang dibutuhkan untuk setiap satu menara berkisar Rp50 miliar.
Sumber pendanaan untuk pembangunan menara pada tahun 2010, akan diperoleh dari kas internal sebesar 30 persen, sisanya 70 persen berasal dan pinjaman perbankan.
"Mitra perbankan yang paling antusias membiayai sendiri pembangunan tersebut yaitu BTN. Tapi, sekarang kita juga menjajaki pembiayaan dari perbankan lain seperti BNI dan BRI," katanya.
Himawan menuturkan, selain menjalankan tugas pemerintah, Perumnas juga melakukan ekspansi dengan menggarap pembangunan perumahaan pekerja migran di Hongkong.
"Proyek perumahan di Hongkong itu bisa menjadi salah satu acuan Perumnas untuk membangun proyek serupa di negara lain," katanya.
Hingga kini, Perumnas sudah membangun lebih dari 500.000 unit rumah, sebanyak 98 persen di antaranya untuk perumahan menengah ke bawah.
Untuk menjalankan tugas pemerintah tersebut, Himawan berharap pemerintah memberikan dana Public Service Obligation (PSO), karena selama ini perusahaan belum pernah menerima dana tersebut.
"Setidaknya kami butuh dana sebesar Rp1 triliun untuk menjalankan tugas tersebut, mengingat sampai tahun 2009 ini kekurangan pasokan rumah masih sebesar 8 juta unit. Sedangkan rumah yang tak layak masih sekitar 5,1 juta unit," katanya.
Dengan tambahan kebutuhan rumah baru tiap tahun sebesar 800.000 unit, maka prospek Perumnas untuk membuat rumah murah untuk kalangan menengah bawah sangat terbuka lebar.

0 komentar:

Posting Komentar