REKSA DANA SYARIAH

A. Pengertian


Reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa dana merupakan investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi dalam satu produk.

Sedang Reksa Dana Syariah merupakan sarana investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi menawarkan reksa dana syariah kepada para investor yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syariah yang dinilai menguntungkan.



B. Keuntungan investasi melalui Reksa Dana



1. Diversifikasi investasi

Divesifikasi yang terwujud dalam bentuk portofolio akan menurunkan tingkat risiko. Reksa dana melakukan diversifikasi dalam berbagai instrumen efek, sehingga dapat menyebarkan risiko atau memperkecil risiko. Investor walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek sehingga dapat memperkecil risiko. Hal ini berbeda dengan pemodal individual yang misalnya hanya dapat membeli satu atau dua jenis efek saja.



2. Kemudahan Investasi

Reksa dana mempermudah investor untuk melakukan investasi di pasar modal. Kemudahan investasi tercermin dari kemudahan pelayanan administrasi dalam pembelian maupun penjualan kembali unit penyertaan. Kemudahan juga diperoleh investor dalam melakukan reinvestasi pendapatan yang diperolehnya sehingga unit penyertaannya dapat terus bertambah.



3. Efisiensi biaya dan waktu

Karena reksa dana merupakan kumpulan dana dari banyak investor, maka biaya investasinya akan lebih murah bila dibandingkan dengan jika investor melakukan transaksi secara individual di bursa. Pengelolaan yang dilakukan oleh manajer investasi secara profesional, tidak perlu bagi investor untuk memantau sendiri kinerja investasinya tersebut.



4. Likuiditas

Pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing reksa dana, sehingga memudahkan investor untuk mengelola kasnya. Reksa dana wajib membeli kembali unit penyertaannya, sehingga sifatnya menjadi likuid.





5. Transparansi Informasi

Reksa dana diwajibkan memberikan informasi atas perkembangan portofolio dan biayanya, secara berkala dan kontinyu, sehingga pemegang unit penyertaan dapat memantau keuntungan, biaya dan risikonya.



C. Risiko Investasi dengan Reksa Dana



1. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan

Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolia reksa dana tersebut.



2. Risiko Likuiditas

Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi manajer investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer investasi akan mengalami kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.



3. Risiko politik dan ekonomi

Perubahan kebijakan ekonomi politik dapat mempengaruhi kinerja bursa dan perusahaan sekaligus. Dengan demikian harga sekuritas akan terpengaruh yang kemudian mempengaruhi portofolio yang dimiliki reksa dana.



4. Risiko Pasar

Hal ini terjadi karena nilai sekuritas di pasar efek memang berfluktuasi sesuai dengan kondisi ekonomi secara umum. Terjadinya fluktuasi di pasar efek akan berpengaruh langsung pada nilai bersih portofolio, terutama jika terjadi koreksi atau pergerakan negatif.



5. Risiko Inflasi

Terjadinya inflasi akan menyebabkan menurunnya total real return investasi. Pendapatan yang diterima dari investasi dalam reksa dana bisa jadi tidak dapat menutup kehilangan karena menurunnya daya beli (loss of purchasing power).



6. Risiko Nilai Tukar

Risiko ini dapat terjadi jika terdapat sekuritas luar negeri dalam portofolio yang dimiliki. Pergerakan nilai tukar akan mempengaruhi nilai sekuritas yang termasuk foreign invesment setelah dilakukan konversi dalam mata uang domestik.



7. Risiko Spesifik

Risiko ini adalah risiko dari setiap sekuritas yang dimiliki. Disamping dipengaruhi pasar secara keseluruhan, setiap sekuritas mempunyai risiko sendiri-sendiri. Setiap sekuritas dapat menurun nilainya jika kinerja perusahaannya sedang tidak bagus, atau juga adanya kemungkinan mengalami default, tidak dapat membayar kewajibannya.



Dilihat dari portofolio investasinya atau kemana kumpulan dana diinvestasikan, reksa dana dapat dibedakan menjadi:



1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund)

Reksa dana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan memelihara modal.



2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed income fund)

Reksa dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Reksa dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari pada Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.



3. Reksa Dana Saham (Equty Fund)

Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.



4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Fund)

Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas (contoh: saham) dan efek bersifat utang (contoh: obligasi).



Reksa Dana Syariah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kelompok investor yang menginginkan memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih yang dapat dipertanggungjawabkan secara religius yang memang sejalan dengan prinsip syariah.

Reksa Dana Syariah dapat mengambil bentuk seperti reksa dana konvensional. Namun memiliki perbedaan dalam operasionalnya, dan yang paling tampak adalah proses screening dalam mengontruksi portofolio. Filterisasi menurut prinsip syariah akan mengeluarkan saham yang memiliki aktivitas haram seperti riba, gharar, minuman keras, judi, daging babi, rokok, prostitusi, pornografi dan seterusnya. Reksa Dana Syariah di dalam investasinya tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan return yang tinggi. Tidak hanya melakukan maksimalisasi kesejahteraan yang tinggi terhadap pemilik modal, tetapi memperhatikan pula bahwa portofolio yang dimiliki tetap berada pada aspek investasi pada perusahaan yang memiliki produk halal dan baik yang tidak melanggar aturan syariah.





D. Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvensional



Kegiatan reksa dana yang ada sekarang masih banyak mengandung unsure-unsur yang tidak sesuai dengan syariah Islam. Ada beberapa hal yang membedakan antara reksa dana konvensional dan reksa dana syariah. Dan tentunya ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan dalam investasi syariah ini.

1. Kelembagaan

Dalam syariah islam belum dikenal lembaga badan hukum seperti sekarang. Tapi lembaga badan hukum ini sebenarnya mencerminkan kepemilikan saham dari perusahaan yang secara syariah diakui. Namun demikian, dalam hal reksa dana syariah, keputusan tertinggi dalam hal keabsahan produk adalah Dewan Pengawas Syariah yang beranggotakan beberapa alim ulama dan ahli ekonomi syariah yang direkomendasikan oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Dengan begitu proses didalam akan terus diikuti perkembangannya agar tidak keluar dari jalur syariah yang menjadi prinsip investasinya.

2. Hubungan Investor dengan Perusahaan



Akad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan sistem mudharabah. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat kelalaian di pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalain si pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Dalam hal transaksi jual beli, saham-saham dalam reksa dana syariah dapat diperjual belikan. Saham-saham dalam reksa dana syariah merupakan yang harta (mal) yang dibolehkan untuk diperjual belikan dalam syariah. Tidak adanya unsur penipuan (gharar) dalam transaksi saham karena nilai saham jelas. Harga saham terbentuk dengan adanya hukum supply and demand. Semua saham yang dikeluarkan reksa dana tercatat dalam administrasi yang rapih dan penyebutan harga harus dilakukan dengan jelas.



3. Kegiatan Investasi Reksa Dana



Dalam melakukan kegiatan investasi reksa dana syariah dapat melakukan apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan syariah. diantara investasi tidak halal yang tidak boleh dilakukan adalah investasi dalam bidang perjudian, pelacuran, pornografi, makanan dan minuman yang diharamkan, lembaga keuangan ribawi dan lain-lain yang ditentukan oleh Dewan Pengawas Syariah.Dalam kaitannya dengan saham-saham yang diperjual belikan dibursa saham, BEJ sudah mengeluarkan daftar perusahaan yang tercantum dalam bursa yang sesuai dengan syariah Islam atau saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII). Dimana saham-saham yang tercantum didalam indeks ini sudah ditentukan oleh Dewan Syariah.

Dalam melakukan transaksi Reksa dana Syariah tidak diperbolehkan melakukan tindakan spekulasi, yang didalamnya mengandung gharar seperti penawaran palsu dan tindakan spekulasi lainnya. Demikianlah uraian singkat mengenai reksa dana syariah dan beberapa ketentuan serta prinsip yang harus dijalankan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda dalam hal umum mengenai investasi syariah.

JENIS – JENIS METODE PENELITIAN

I. PENELITIAN BERDASARKAN TUJUAN


1. Penelitian Bexplorative.

Studi Explorative atau studi penjajakan dilakukan jika peneliti memiliki keterbatasan informasi mengenai masalah penelitian tertentu. Karena penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti masalah tersebut relative belum banyak dilakukan oleh peneliti yang lain. Peneliti tidak memperoleh informasi mengenai masalah tersebut. Demikian juga menegnai informasi latar belakang masalah yang diperlukan oleh peneliti untuk memhami dan merumuskan masalah penelitian, penyusunan kerangka, teoritis, pengembangan hipotesis dan pengujiannya. Pada dasarnya studi ekplorasi adalah untuk memahami karakteristik fenomena atau masalah yang diteliti, karena banyaknya literature hasil penelitian yang membahas masala-masalah tersebut atau masalah yang sejenis. Studi ini diperlukan untuk menjajaki sifat dan fenomena yang menarik perhatian peneliti dan merupakan usaha untuk memperioleh pengetahuan yang bermanfaat untuk penyususnan konstruksi teori. Studi ini setidaknya mempunyai 3 tujuan yang saling terkait, yaitu : melakukan diagnosa terhadap fenomena tertentu, menyaring alternative – alternative,menemukan ide – ide baru.

Katagori Studi Eksplorative, yaitu :

a. Survei pengalaman

b. Analisis data skunder.

c. Metode studi kasus

d. Uji coba (pilot study).

Data yang dikumpulkan dalam studi eksplorasi dapat menggunakan berbagi teknik, antara lain observasi dan wawancara. Tipe data yang dikumpulkan sebagaian besar berupa data kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data yang dikumpulkan dalam studi ini, peneliti dapat mengembangkan teori atau hipotesisyang perlu diuji melalui penelitian-penelitian berikutnya.



Contoh :

Seorang manajer di suatu perusahaan melakukan studi esplorasi untuk memperoleh informasi mengenai: nilai – nilai kultur, agama, politik, ekonomi, kondisisosial, dan aspek lain yang membentuk nilai – nilai etika para pekerja dia anak perusahaan atau cabang yang berdomisili di lain Negara.

2. Studi Deskriptif .

Penelitian deskriptif secara harfiah adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi – situasi atau kejadian – kejadian. Dalam arti ini penelitian deskrptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata – mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal – hal tersebut dapat mencakup juga metode – metode deskriptif. Sementara para ahli memberikan arti penelitian deskriptif itu lebih luas dan mencakup segala macam bentuk penelitian kecuali penelitian histories dan penelitian eksperimental. Studi deskriptif juga merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh penelioti dari subyek berupa : individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain. Studi ini menjelaskan karakteristik suatu fenomena yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah – masalah bisnis.meskipun pada dasarnya studi ini untuk memecahkan masal – masalah bisnis, disebut juga dengan analisis diagnosis yang datanya dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Pengumpulan data melalui studi ini, meskipun demikian, kadang- kadang dimaksudkan juga untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat populasi atau daerah tertentu.

Contoh :

a. Survai mengenai pendapat umum untuk menilai sikap para pemilih terhadap rencana perubahan tahun pelajaran.

b. Survai dalam suatu daerah mengenai kebutuhan akan pendidkan keterampilan.

c. Studi menegnai kebutuhan tenaga kerja akademik pada suatu waktu tertentu.



3. Penelitian analitik adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui atau menganalisa suatu masalah atau objek penelitian yang sebelumnya sudah ada berdasarkan data-data yang valid. Misalnya penelitian tentang perkembangan sel-sel tubuh dalam anatomi manusia.



4. Penelitian Prediktif. Suatu penelitian yang meramal atau perencanaan jang panjang kedepan berdasarkan dengan data-data sebelumnya, contohnya penelitian forcesting penjualan berdasarkan data penjualan tahun 2003 di prediksi apakah penjualan akan megalami peurua atau sealikya pada tahu 2009 medatag.



II. PENELITIAN BERDASARKAN PROSES

1. Penelitian Kuantitatif.

a. Penelitian Survey

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.



b. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan pada laboratorium.



Penelitian Kuantitatif menekankan pada pengujian teori – teori melalui pengukuran variabel – variabel penelitian denngan ankadan melakukan analisis data dengnan prosedur statistic.

Contoh :

a. Penelitian mengenai taraf serap pelajar – pelajar SMA.

b. Penelitian Perrtumbuhan penduduk.

c. Penelitian objektifitas penilaian mahasiswa UIN.

2. Penelitian Kualitatif.

Penelitian kualitatif penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan social berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks dan rinci. Penelitian-penelitian dengan pendekatan induktif yang mempunyai tujuan penyusunan konstruktif teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan contoh tipe penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif.

a. Action Kualitatif

Penelitian kualitatif tindakan bertujuan memngembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan malasalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia actual yang lain.





Contoh :

Suatu program inservice training unutuk melatih para konselor bekerja denngan anak putus sekolah; untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikam pengemudi; untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi moderen atau, metode penanaman padi yang iinovatif.

b. Study Kasus

Study kasus adalah untuk ,mampelajari secara insentif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi liongkungan sesuatu unit social: iindividu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.

Contoh :

Studi secara mendalam mengenai kebudayaan “kota dalam” serta kondisi-kondisi kehidupannya pada suatu kota metropolitan.

c. Etnography.

Etnography, ditinjau secara harfiah, berarti tulisan atau laporan tentang suatau suku-bangsa, yang ditulisoleh seorang antrapolog atas hail penilitian maupun sebagai metode penelitian, dapat dianggap sebagai dasar dan asal-usul ilmu antropologi.

Ciri khas : sifatnya holistik – integratif, dan anallii kualitatif dalam rangka mendapatkan native’s point of view. Tekhnik pengumpulan data yang utama adalah observasi-partisipasi dan wawancara terbuka dan mendalam yang dilakukan dalam jangka wakltu yanng relatif lama, bukan kkunjunngan singkat dengan daftar pertanyaan yang terkontrol seperti pada penelitian survai. Contohya, pemerintah ingin megetahui tentang kehidupan suku baduy, maka pemeritah mengadakan penelitian metode Etography.

d. Groundep Theory.

Groundep theory menurut penggagasnya yaitu Barney Blaser dan Anselm Sttrauss, GT tertulis sebagai “…the discovery of theory from data which call GT….ajaran utama pendekatan ini adalah, bahwa teori harus muncul dari data atau dengan kata lain, teori harus berasal (grounded) dalam data (chambelain, 1995). Ungkapan GT merujuk pada teori yang dibangun secara induktif dari satu kumpulan data, bila dilakukan dengan baik maka teori yang dihasilkam akan sangat sesuai dengan kumpulan data tadi. Dengnan demikian hal ini sangat kontras denganteori yang diturunkan secara deduktif dai GT, tanpa bantuan data dan ini sering terjadi akhirnya tidak pas dengan data manapun. Kekhasan dari metode GT dengan metode lainnya adalah peneliti yang menggunakan GT selalu berusaha menemukan proses -proses dominan di suatu situasi sosial, bukan menguraikan unit sosial yang diteliti.



III. PERBANDINGAN ANTARA PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

1. Kuantitatif.

a. Asumsi kuantitatif bersifat indefenden sehingga penelitian dapat menguji realitas fakta secara objektif, terbatas pada dimensi tunggal, bebas nilai dan tidak bias.

b. Menekankan pengujian teori dengan nalisis kuantitatif.

2. Kualitatif.

Peneliti berionteraksi dengan fakta yang diteliti sehingga lebih bersifat subyektif, tidak bebas nilai bias. Paradigma kualitatif melihat realita social dalam berbagai dimensi.

a. Memberikan tekanan pada penyusunan teori melakukan pengungkapan fakta dengan analisis kualitatif.

Perbandingan dari kuantitatif dan kualitatif memiliki dasar yang berbeda dalam melakukan penelitian akan tetapi satau dengan yang lainnya kadang saling terkait, dan setiap penggunaan baik kuantitatif maupun kualitatif tergantung penelitian apa yang akan dilakukan oleh peneliti.

manajemen strategic

Makalah ini akan membahas manajemen strategis dalam tatanan praktik. Ada beberapa jenis strategi bisnis yang dijelaskan termasuk strategi umum Michael Porter, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi dan focus




1. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang merupakan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan strategis tertentu, strategi merupakan serangkaian tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan – tujuan jangka panjang, kerangka waktu untuk untuk tujuan dan strategi harus konsisten biasanya dari dua sampai lima tahun.



a. Hakikat Tujuan Jangka Panjang

Tujuan haruslah bersifat kuantitatif, terukur, realistis, dapat dipahami, menantang, bertahap, dapat diperoleh, dan sejalan dengan unit-unit organisasai. Setiap tujuan harus dikaitkan dengan kerangka waktu, tujuan umumnya dinyatakan dalam istilah –istilah seperti pertumbuhan aktiva, pertumbuhan penjualan, keuntungan, pangsa pasar, seberapa besar dan sifat diversifikasi, seberapa besar dan sifat integrasi vertikal, penghasilan per saham, dan tanggung jawab sosial, tujuan yang dinyatakan dengan jelas memberikan banyak keuntungan, tujuan tersebut memberikan arah, memberikan sinergi, membantu dalam evaluasi, menentukan prioritas, mengurangi ketidakpastian, meminimalkan konflik, merangsang pengerahan tenaga, dan membantu dalam mengalokasikan sumber daya dan merancang pekerjaan.

Tujuan jangka panjang diperlukan pada tingkat korporat, divisi dan fungsional dalam sebuah organisasi. Tujuan tersebut penting sebagai alat ukur kinerja manajerial.



b. Tidak Mengelola Berdasarkan Tujuan

Para perencana strategi harus menghindari berbagai cara alternatif berikut ini, yaitu tidak mengelola berdasarkan tujuan (not managing by objective).



 Mengelola berdasarkan Ekstrapolasi, yaitu prinsip, “jika tidak rusak, tidak usah diperbaiki.” Intinya adalah tetap melakukan hal yang sama karena segalanya berjalan lancar.

 Mengelola berdasarkan Krisis, yaitu berdasarkan keyakinana bahwa untuk mengetahui berapa baik seorang perencana strategi adalah dengan mengukur kemampuannya dalam menyelesaikan masalah, yang dihadapi setiap orang dan setiap organisasi, para perencana strategi harus menggunakan waktu dan energi kreatif mereka untuk menyelesaikan masalah yang paling mendesak. Mengelola berdasarkan krisis sebenarnya merupakan suatu bentuk reaksi bukannya aksi (tindakan) serta membiarkan kegiatan yang mendikte apa dan kapan ada keputusan manajemen.

 Mengelola secara Subjektif, yaitu atas dasar pemikiran bahwa tidak ada rencana umum yang menentukan arah mana yang harus ditempuh dan apa yang harus dikerjakan ; kerjakanlah yang terbaik untuk menyelesaikan apa yang dianggap harus diselesaikan. Pendeknya, “kerjakanlah tugas anda sendiri, dengan cara tebaik yang anda tahu”, (kadang disebut sebagai pendekatan misterius terhadap pengambilan keputusan karena para bawahan dibiarkan mengira-ngira sendira apa yang terjadi dan mengapa).

 Mengelola berdasarkan Harapan, yaitua atas dasar kenyataan bahwa masa depan penuh dengan ketidakpastian. Jika berupaya dan tidak berhasil, maka kita berharap pada upaya kedua (ketiga), kita akan berhasil. Keputusan dibuat dengan harapan keputusan dapat dijalankan dan keberhasilan tinggal beberapa langkah lagi, terutama jika nasib dan keberuntungan berpihak pada kita.





2. Jenis Strategi

Setiap strategi alternatif, mempunyai banyak sekali variasi. Misalnya, penetrasi pasar dapat mencakup menambah paramuniaga, menaikan belanjaiklan, memberikan diskon, dan menggunakan cara-cara serupa untuk meningkatkan pangsa pasar di wilayah geografis tertentu.

Banyak organisasi menjalankan strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Tidak ada satupun organisasi yang dapat menjalankan semua strategi yang dapat menguntungkan perusahaan. Keputusan-keputusan yang sulit harus dibuat. Prioritas harus ditetapkan. Organisasi, sebagaimana anggotanya, memiliki kemampuan yang terbatas. Baik organisasi maupun anggota harus memilih diantara sekian banyak strategi alternatif dan menghindari utang yang berlebihan

Organisasi tidak dapat mengerjakan terlalu banyak hal dengan baik karena yang demikian menghabiskan sumberdaya dan menguras tenaga karyawan terbaik, sehingga para pesaing mendapatkan keuntungan. Diperusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga organisasi yang berjuang untuk tetap hidup, mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi difensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan.



3. Strategi Integrasi

Integrasi kedepan, integrasi kebelakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi rertikal



a. Integrasi ke Depan

Integrasi kedepan adalah upaya untuk memiliki atau untuk meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer, saat ini semakin banyak perusahaan manufaktur yang menjalankan strategi ke depan dengan cara mendirikan situs web untuk menjual produk-produk mereka secara langsung kepada konsumen, strategi tersebut menyebabkan gejolak di sejumlah industri.







b. Integrasi ke belakang

Baik usaha menufaktur maupun pengecer membeli bahan yang di perlukan dari pemasok, integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Strategi ini sangat tepat digunakan ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka.



c. Integrasi horizontal

Integrasi horizontal adalah strategi mencoba memiliki atau meningkatkan kendali perusahaan pesain. Salah satu trend yang sangat penting dal;am menejemen strategis dewasa ini adalah banyaknya penggunaan strategi horizontal sebagai strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, dan pengambilalihan di antara para pesain dapat mendongkrak skala ekonomis dan meningkatkan alih sumber daya serta kompetensi.



4. strategi intensif

Penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sabagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.



a. Penetrasi pasar

Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar produk atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Strategi ini sering digunakan sendiri atau dikombinasi dengan strategi lainnya, penetrasi pasar dapat terdiri dari upaya menembah jumlah pramuniaga, menambah belanja iklan, melakukan promosi penjualan ekstensif, atau meningkatkan publisitas.



b. Pengembangan Pasar

Pengembangan pasar terdiri dari upaya meningkatkan produk atau jasa yang ada ke wilayah geografis baru, iklim pengembangan pasar internasional terus semakin menjadi kondusif. Di banyak industri seperti jasa pelayanan internet akan sangat sulit untuk mempertahankan keunggulan kompetitif jika hanya mengandalkan pasar domestic.

c. Pengembangan produk

Pengembangan produk adalah strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada, pengembangan produk biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan pengembangan.



5. Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal dan konglomerat. Secara umum strategi diversifikasi menjadi kurang populer karena organisasi mengetahui betapa lebih sulitnya mengelola aktivitas bisnis yang beragam.



a. Diversifikasi Konsentris

Menambah jasa atau produk baru namun masih terkait biasanya disebut sebagai diversifikasi konsentris



b. Diversifikasi horizontal

Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Risiko strategi ini tidak sebesar diversifikasi konglomerat karena perusahaan pasti sudah mengenal pelanggan yang sudah ada.



c. Diversifikasi Konglomerat

Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait disebut diversifikasi konglomerat.



6. Strategi Defensive

Disamping strategi intregatif, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.



a. Rasionalisasi Biaya

Rasionalisasi biaya terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun, kadang disebut sebagai strategi berbalikatau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi, selama proses rasionalisasi biaya perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media. Rasionalisasi mungkin mengharuskan penjualan lahan dan bangunan untuk menambah uang tunai yang diperlukan, mengurangi lini produk, menutup bisnis marginal, menutup pabrik yang ketinggalan zaman, mengotomatisasi proses, mengurangi karyawan, dan melaksanakan sistem pengendalian biaya.



b. Divestasi

Menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi disebut divestasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan unutuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis ynag tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan.



c. Likuidasi

Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secar bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya dapat merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan namun baangkali lebih baik berhenti beroperasi dari pada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.



7. Strategi Umum Michael Porter

Menurut porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, deferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang sangat peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyedikan jasa yang dianggap unik diseluruh industri dan diotujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga, fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.



a. Strategi Keunggulan Biaya

Alasan utama untuk menjalankan strategi integrasi kedepan, ke belakang, dan horizontal adalah memperoleh manfaat keunggulan dalam biaya, tetapi strategi keunggulan biaya umumnya harus dilakukan bersama dengan diferensiasi, sejumlah elemen biaya mempengaruhi penggunaan strategi umum, termasuk skala ekonomis atau tidak ekonomis yang dicapai, serta hubungan dengan pemasok dan distributor. Elemen biaya lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih skala satu dari berbagai alternatif strategi adalah potensi untuk berbagi biaya dan pengetahuan dalam organisasi, biaya litbang yang terkait dengan pengembangan suatu produk baru atau modifikasi produk yang ada, biaya tenaga kerja, beban pajak, biaya energi, dan biaya pengangkutan.



b. Strategi deferensiasi

Berbagai strategi memberikan tingkat deferensiasi yang berbeda, melekukan deferensiasi tidak menjamin munculnya keunggulan kompetitif, terutama bila produk standar cukup memenuhi kebutuhan pelanggan atau bila pesaing dapat dengan cepat meniru. Produk tahan lama yang dilindungi oleh undang-undang, atau peraturan yang menghambat upaya imitasi oleh pesaing adalah produk yang terbaik. Diferensiasi yang sukses dapat berarti fleksibilitas produk yang lebih besar, kompatibilitas yang lebih besar, biaya lebih rendah, peleyanan yang lebih baik, sedikit pemeliharaan, kenyamanan yang lebih besar, atau lebih banyak fitur. Pengembangan produk merupakan dari strategi yang menjanjikan keunggulan diferensiasi.

Strategi diferensiasi harus dilakukan hanya setelah secara seksama meneliti kebutuhan dan kecenderungan pembeli untuk menentukan layak tidaknya satu fitur pembeda atau lebih ditambahkan pada suatu produk tertentu. Dengan demikian produk tersebut memiliki sifat atau karakter yang diinginkan. Strategi diferensiasi yang berhasil memungkinkan perusahaan menetapkan harga lebih tinggi untuk produknya dan memperoleh loyalitas pelanggan karena konsumen bisa begitu terikat dengan fitur-fitur diferensiasi. Fitur-fitur khusus yang mem bedakan produk suatu perusahaan bisa mencakup pelayanan yang sangat unggul, ketersediaan suku cadang, desain teknis, kinerja produk, umur manfaat produk, hemat bahan bakar, atau kemudahan penggunaan.



c. Strategi fokus

Strategi fokus yang sukses tergantung pada segmen industri yang cukup besar. Memiliki potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak dianggap terlalu penting oleh pesaing utama yang lain, strategi seperti panatrasi pasar dan pengembangan pasar banyak menjanjikan keunggulan sebagai bagian dari strategi fokus ini. Perusahhan sedang sampai besar dapat secara efektif menerapkan strategi berdasarkan fkus hanya jika dilakukan bersamaan dengan strategi berdasarkan diferensiasi atau keunggulan biaya. Semua perusahaan pada intinya melakukan strategi diferensiasi karena hanya satu perusahaan yang dapat membedakan diri dengan biya terendah, perusahaan-perusahaan lainya dalam industri tersebut harus menemukan cara lain untuk membedakan produk mereka.

Strategi fokus akan sangat efektif ketika konsumen memiliki pilihan atau persyaratan tertentu yang dapat dipenuhi oleh perusahaan dan ketika perusahaan pesaing tidak berusaha untuk melakukan spesialisasi dalam segmen konsumen yang sama.



8. Rantai Nilai

Menurut porter, bisnis suatu perusahaan dapat digambarkan sebagai rantai nilai (value chain), yaitu total pendapatan dikuragi total biaya seluruh aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan dan memasarkan suatu produk atau jasa sama dengan atau menghasilkan nilai. Semua usaha dalam industri tertentu mempunyai rantai nilai serupa yang terdiri dari aktivitas seperti mebeli bahan baku, mendesain produk, membangun fasilitas manufaktur, membuat perjanjian kerja sama, dan memberikan pelayanan kepada pelanggan. Suatu perusahaan akan tetap memperoleh laba selama pendapatan melebihi total biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan dan menyediakan produk atau jasa. Perusahaan harus berupaya keras untuk memehami tidak hanya rantai nilai operasi mereka sendiri, tetapi juga rantai nilai dari pesaing, pemasok, dan distributor



KESIMPULAN



Tujuan utama dari pendekatan menejerial apapun adalah harapan bahwa pendekatan tersebut akan meningkatkan kinerja organisasi. Tujuan tersebut juga diharapkan tercapai untuk menejemen strategis, para manajer dan karyawan memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai prioritas dan operasi organisasi. Manajemen strategis membuat organisasi menjadi lebih efisien dan yang lebih penting lagi menjadi lebih efektif, walaupun manajemen strategis tidak menjamin keberhasilan organisasi, tetapi proses tersebut membantu membuat keputusan secara lebih proaktif dari pada reaktif. Manajemen strategis bisa merupakan perubahan radikan dalam filosofi untuk sejumlah organisasi, karena itu para perencara strategi harus dilatih untuk mengantisipasi dan secara konstruktif menanggapi pertanyaan-pertanyaan pada masalah-masalah yang timbul. semua strategi yang dibahas dalam bab ini dapat menjadi awal yang baru untuk banyak perusahaan. Terutama jika para manajer dan karyawan memahami dan mendukung rencana tindakan.

Pengantar menajemen organisasi

PENGERTIAN






Sering diungkapkan manajemen adalah alat untuk memperoleh hasil melalui orang lain, dan karena manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu cabangnya, maka ia pun mempunyai sasaran yang sama dengan manajemen, dengan tekanan utama terpeliharanya human relationship yang baik antarindividu dan bahwa setiap individu berusaha memberi kontribusinya yang optimal dalam pencapaian tujuan organisasi.

BPA Universitas Gajah Mada, membatasi manajemen personalia dengan ringkas sebagai berikut, segenap aktivitas yang berhubungan dengan masalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha keja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Berhubungan manajemen adalah seni, sekaligus ilmu, dan karena tekanan perhatian dlam manajemen sumber daya manusia adalah “people minded” dan “production minded” maka penulis memberi batasan manajemen sumber daya manusia adalah seni dan ilmu pengadaan, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia sehingga tujuan organisasi direalisasi secara daya guna dan adanya kegairahan tenaga kerja dari semua tenaga kerja.

Selain dari istilah manajemen sumber daya manusia, personel management, manajemen kepegawaian, dan manajemen personalia, di alam literatur terdapat beberapa istilah yang disamakan atau hampir disamakan istilah-istilah tersebut, man power management, labour relation dan industrial relation. Yang pada intinya adalah sasaran manajemen sumber daya manusia adalah mewujudkan satuan kerja yang efektif dan efisisen dan itu hanya akan terwujud apabila seorang manajer di dalam sebuah organisasi tidak mengabaikan fungsi-fungsi personalia.



PROSES MSDM : SEBUAH PANDANGAN TRADISIONAL



Proses MSDM dapat di pandang sebagai sebuah prosedur langkah-langkah yang berkesinambungan untuk menjaga agar organisasi selalu memperoleh orang-orang yang tepat dalam posisi yang tepat dan pada waktu yang tepat, langkah-langkah yang tercakup dalam proses tersebut meliputi:



1. Perencanaan sumber daya manusia



Perencanaan ini dirancang unutk menjamin bahwa kebutuhan organisasi akan pegawai akan dipenuhi secara tetap dan tepat, perencanaan itu dilakukan dengan melalui analisis (a) faktor-faktor dari dalam seperi keterampilan yang dibutuhkan sekarang dan yang akan datang (b) faktor-faktor di lingkungan luar, seperti pasar tenaga kerja, sebagai hasil analisis tersebut, rencana-rencana dikembangkan untuk melaksanakan langkah-langkah lainnya dalam proses MSDM.



2. Rekrutmen



Hal ini mengenai pengembangan sekelompok calon karyawan, sejalan dengan rencana sumber daya manusia. Biasanya calon karyawan diperoleh melalui iklan pada surat kabar dan majalah profesional, kantor atau biro tenaga kerja.



3. Seleksi



Seleksi menyangkut pengevaluasian dan pemilihan di antara para calon pegawai, formulir lamaran, ikhtisar, wawancara, test keterampilan dan pegawai, serta pemeriksaan referensi adalah alat-alat Bantu yang biasanya paling umum digunakan dalam proses seleksi.



4.Sosialisasi



Sosialisasi dirancang untuk membantu orang-orang terpilih bisa menyesuaikan diri dengan baik dalam organisasi, para pendatang baru dikenalkan kepada para rekan-rekannya, dan diperkenalkan juga dengan tanggung jawab mereka, dan diberikan keterangan tentang kebijaksanaan dan tujuan organisasi.



5.Pelatihan dan Pengembangan



Proses pelatihan dan pengembangan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan para individu dan kelompok agar dapat memberikan sumbangan kepada efektifitas oganisasi, pelatihan dirancang untuk meningkatkan keterampilan kepada pekerjaan yang sekarang, pengembangan dirancang untuk mendidik para karyawan melebihi persyaratan posisi mereka sekarang sehingga mereka siap untuk dipromosikan, dan mampu menggunakan pandangan yang lebih luas mengenai peran mereka didalam organisasi yang besangkutan.



6. Penilaian Prestasi



Penilaian prestasi membandingkan prestasi kerja seorang individu dengan standar atau sasaran yang dikembangkan untuk posisi individu tersebut, kalau prestasinya tinggi, individu tersebut akan diberikan imbalan, Sebaliknya kalau prestasinya rendah, diambil tindakan perbaikan untuk mengembalikan kearah yang sesuai dengan standar.



I.LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN



Dalam perencanaan sumberdaya manusia ada empat langkah pokok :



1. Perencanaan untuk kebutuhan masa depan

Berapa orang dengan kemampuan apa yang dibutuhkan organisasi unutk dipertahankan dalam operasi selama suatu jangka waktu yang ditentukan ?



2. Perancanaan untuk keseimbangan masa depan

Berapa banyak yang sekarang ada dapat diharapkan tetap tinggal dalam organisasi ?



3. Perencanaan untuk perekrutan dan seleksi atau untuk pemberhentian Sementara

Bagaimana organisasi dapat menemukan dan memikat Jumlah orang yang diperlukan ?



4. Perencanaan untuk pengembangan

Bagaimana seharusnya pelatihan dan pergeseraan orang-orang dalam organisasi diatur sehingga organisasi akan terjamin dalam hal pengisian yang kontinyu akan tenaga-tenaga yang berpengalaman dan kapabel.



II.LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES SELEKSI



1. Lamaran kerja lengkap, hal ini bertujuan untuk menunjukkan jabatan yang diinginkan pelamar ;memberikan informasi untuk wawancara

2. Wawancara penyaringan awal,bertujuan membuat penilaian secara cepat terhadap kalayakan pelamar.

3. Testing, dimaksudkan untuk mengukur keterampilan kerja calon dan kemampuan untuk belajar dalam pekerjaan.

4. Penyelidikan latar belakang, menelusuri kebenaran resume pelamar atau fomulir lamaran.

5. Wawancara untuk seleksi mendalam, mengetahui lebih banyak lagi tentang pelamar sebagai idividu.

6. Pemeriksaan fisik, memastikan pelaksanaan yang efektif oleh pelamar ; melindungi karyawan lain dari penyakit manular ; menyusun catatan kesehatan pelamar ; melindungi perusahaan terhadap tuntutan kompensasi karyawan yang berlebihan.

7. Penawaran pekerjaan, tujuannya mengisi pekerjaan atau jabatan.



III.SOSIALISASI



Sosialisasi atau orientasi dirancang untuk memberikan karyawan informasi yang dibutuhkan agar dapat bekerja dengan efektif dalam organisasi biasanya sosialisasi akan membawakan tiga macam informasi:

1. Informasi umum tentang pekerjaan biasa sehari-hari.

2. Tinjauan tentang sejarah tujuan, operasi, dan produk atau jasa organisasi, serta bagaimana sumbangan kerja karyawan terhadap kebutuhan organisasi.

3. Penyajian terinci, mungikin lewat brosur, mengenai kebijaksanaan organisasi, serta aturan kerja dan tunjangan untuk karyawan.



IV.PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN



Ada empat prosedur yang dapat digunakan manajer untuk menentukan kebutuhan pelatihan orang-orang didalam organisasi atau sub-unitnya:

1. Penilaian prestasi, setiap pekerjaan karyawan diukur berdasarkan standar prestasi atau sasaran yang ditetapkan untuk pekerjaannya.

2. Analisis persyaratan pekerjaan keterampilan atau pengetahuan yang disyaratkan dalam proyek pekerjaan yang bersangkutan dikaji.

3. Analisis organisasi efektivitas organisasi dan keberhasilannya mencapai tujuan dianalisis untuk menentukan dimana ada perbedaan.

4. Survei sumberdaya manusia para manajer dan bukan manajer diminta untuk menguraikan apa masalah yang mereka hadapi dalam pekerjaan mereka dan tindakan apa yang mereka ambil untuk memecahkannya.



V.PENILAIAN PRESTASI



Proses ini terjadi baik secara informal maupun secara sistematik. Penilaan informal dilakukan dari hari ke hari, manajer secara spontan mengatakan bahwa suatu pekerjaan tertentu telah dikerjakan dengan baik atau buruk. Penilaian sistematik terjadi setiap setengah tahun atau setahun sekali secara formal, penilaian tersebut mempunyai maksud:

1. Bawahan mengetahui secara formal bagaimana prestasi mereka dinilai.

2. Mengetahui bawahan yang berhak atas kenaikan nilai.

3. Menemukan bawahan yang memerlukan latihan tambahan.

4. Mengidentifikasi bawahan yang merupakan calon untuk promosi.

ISLAM LIBERAL

Ungkapan "Islam Liberal" mungkin terdengar kontradiksi dalam peristilahan (contradiction in terms). Selama berabad-abad, Barat mengidentifikasikan Islam dengan unsur-unsurnya yang eksotik. Kepercayaan Islam disamakan dengan fanatisme, sebagaimana diungkapkan Voltaire dalam tulisannya, "Mahomet, or Fanatism". Islam juga disamakan dengan kezaliman, seperti diungkapkan Mountesqieu sebagai "Kezaliman Timur", atau definisi yang diberikan Francis Bacon "Sebuah kerajaan yang sama sekali tidak memiliki nilai-nilai sopan-santun (keadaban), sebuah tirani absolut dan murni; sebagaimana terjadi di Turki."




Tema-tema di atas berlanjut hingga hari ini, sebagaimana persepsi Barat tentang Islam yang diidentifikasikan sebagai imaginasi-imaginasi terorisme, dan gambaran teokrasi yang menakutkan. Revolusi Iran pada tahun 1979 dan kebangkitan radikalisme Islam dari Afrika Barat hingga Asia Tenggara menambah kesan adanya perang dingin yang terlihat. Juga dalam dunia akademik, umat Islam dianggap mencurahkan perhatian kepada pemahaman keagamaan yang radikal. Hal itu terlihat pada karya-karya akademik dengan judul yang meresahkan, seperti; Islam Radikal (Radical Islam), Islam Militan (Militant Islam), dan Jihad (Sacred Rage).



Memang sebagian Muslim sepakat dengan para orientalis Barat bahwa Islam belum diberi kesempatan untuk berubah. Itulah yang menyebabkan umat Islam dihadapkan pada sebuah tantangan untuk memberikan tafsir kontekstual terhadap berbagai persoalan. Namun, wacana tafsir kontekstual itu masih menjadi perdebatan yang seru dikalangan umat Islam. Seorang Muslim Pakistan, misalnya, pernah menulis: "Orang yang berpikir tentang reformasi atau modernisasi Islam adalah salah jalan, dan usaha mereka yang berpikir tentang reformasi atau modernisasi Islam itu pasti akan gagal ... Mengapa Islam harus dimodernkan? Bukankah kemodernan Islam telah selesai, murni sempurna, universal, serta berlaku setiap waktu?"



Dalam kajian historis, di kalangan umat Islam memang terdapat pemahaman-pemahaman yang beraneka ragam. Di antara variasi pemahaman itu adalah adanya sebuah tradisi yang disuarakan dengan konsisten sehingga paralel dengan liberalisme di dunia Barat. Para penerjemah tradisi ini mengekspresikan kejengkelannya, karena posisi mereka pada umumnya "masih diacuhkan" oleh para sarjana dan media massa Barat yang lebih tertarik pada sensasionalisme wacana kaum ekstrimis-fundamentalis.



Fokus dari tradisi yang terabaikan ini, memang terkenal sangat kontroversial. Karena membahas mengenai gagasan-gagasan Islam yang paling liberal dalam pemikiran Dunia Islam dewasa ini. Apalagi sering dikonotasikan dengan Barat, sekular dan dipengaruhi cara pandang orientalisme. Sebenarnya tradisi--yang disebut sebagai Islam Liberal--ini sangat menggugah, karena mentradisikan pemikiran Islam yang terbuka, inklusif dan menerima usaha-usaha ijtihad kontekstual. Charles Kurzman, di dalam bukunya Liberal Islam, A Sourcebook, menyebut enam gagasan yang dapat dipakai sebagai tolok ukur sebuah pemikiran Islam dapat disebut "Liberal" yaitu: (1). melawan teokrasi, yaitu ide-ide yang hendak mendirikan negara Islam; (2). mendukung gagasan demokrasi; (3). membela hak-hak perempuan; (4) membela hak-hak non-Muslim; (5) membela kebebasan berpikir; (6) membela gagasan kemajuan. Siapapun saja, menurut Kurzman, yang membela salah satu dari enam gagasan di atas, maka ia adalah seorang Islam Liberal.



Sebenarnya, latar belakang pemikiran liberal Islam mempunyai akar yang jauh sampai di masa keemasan Islam (the golden age of Islam). Teologi rasional Islam yang dikembangkan oleh Mu'tazilah dan para filsuf, seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Rusyd dan sebagainya, selalu dianggap telah mampu menjadi perintis perkembangan kebudayaan modern dewasa ini. Sebut saja sosok seperti Ibn Sina dan Ibn-Rusyd, yang dikenal bukan saja sebagai filsuf besar, tetapi juga dokter yang meninggalkan warisan khazanah keilmuan yang luar biasa, yakni al-Qanun fi al-Thibb (The Canon) dan al-Kulliyat, yang masih dipelajari di Eropa sebagai ensiklopedi sampai abad ke-17.



Pemikiran liberal Islam yang memberi bobot besar terhadap penafsiran baru ajaran Islam dewasa ini, sebenarnya memang mempunyai genealogi pemikiran jauh ke belakang, hingga Ibn Taymiyah (1963-1328) yang menghadapi problem adanya dua sistem pemerintahan, yaitu kekhalifahan yang ideal--yang pada masanya sudah tidak ada lagi--dan pemerintahan "sekular" yang diperintah oleh sultan Mamluk, di mana Ibn Taimiyah juga menjadi pegawainya. Dia juga berhadapan dengan adanya dua sistem hukum, yaitu syari'ah (hukum agama), dan hukum yang diterapkan pemerintahan Mamluk (political expediency, natural equity).



Menghadapi masalah tersebut, Ibn Taymiyah melakukan refleksi mendalam terhadap keseluruhan tradisi Islam dan situasi baru yang dihadapinya. Dalam ketegangan-ketegangan pilihan ini, Ibn Taymiyah menyarankan suatu "jalan tengah", yaitu suatu sikap moderat. Untuk itu, perlu dilakukan ijtihad (berani berpikir sendiri secara intelektual) pada situasi yang berubah. Suatu ijma' (konsensus) hanya ada dan terjadi pada masa sahabat--oleh karena kesetiaan mreka kepada apa yang dikatakannya dan diperbuatnya--, tapi tidak berlaku lagi bagi ahli hukum setelah itu. Dari sudut isi, pemikiran ijtihad Ibn Taymiyah ini sudah merintis suatu metodologi penafsiran teks dan ijtihad atas masalah-masalah sosial-politik, yang kelak menjadi inspirator, terutama kalangan liberalis, juga revivalis dan neo-fundamentalis.



Usaha Ibn Taymiyah pun dilanjutkan oleh Ibn Khaldun (1332-1406). Dialah yang merintis sosiologi Islam. Berdasarkan praktek-praktek politik studi historiografinya, Ibn Khaldun--sebagai seorang pengembara dan pengabdi dari banyak kerajaan Islam waktu itu yang terpecah-pecah--, percaya sepenuhnya kepada pemikiran politik Ibn Taymiyah, terutama tentang pentingnya kesejahteraan umum (common goods) dan hukum ilahiyah demi menjaga kestabilan dan kesejahteraan negara, yang kemudian diperluasnya dengan teori tentang "solidaritas alamiah" (ashabiyah) dan etika kekuasaan. Sejak Ibn Khaldun ini, pemikiran Islam mengenai sosiologi politik mendapatkan tempat dalam keseluruhan refleksi Islam dan perubahan sosial. Oleh karena itu, penafsiran kembali Islam (ijtihad) menjadi suatu keharusan mutlak dalam masa perubahan politik.



Sebenarnya, liberalisme Islam mendapatkan momentum secara politis lebih mendalam pada saat kesultanan Ottoman di Turki, yang oleh segelintir cendekiawan di Konstantinopel dirasakan sebagai ketinggalan zaman, terlalu kaku, dan terlalu religius. Diantara tokoh-tokoh cendekiawan itu adalah Sinasi, Ziya Pasha dan Namik Kemal. Di Mesir, juga ada tokoh-tokoh sekaliber di Turki yang liberal, seperti Rifa' Badawi Rafi' al-Tahtawi (1801-1873), Khayr al-Din Pasha (1810-18819), dan Butrus al-Bustam (1819-1883). Mereka dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan, yang ringkasnya adalah: Bagaimana masyarakat yang baik itu? Bagaimana bisa mengetahui bahwa (masyarakat) itu baik atau ideal? Norma-norma apa yang sebaiknya membimbing suatu pembaruan sosial? Dari mana norma-norma itu harus dicari? Bolehkah dari Islam ataukah justru dari Barat? Lantas, antara Islam dan Barat, apakah tidak ada pertentangan?



Menurut mereka, 'ulama harus dilibatkan dalam pemerintahan, tetapi untuk itu, 'ulama harus terlebih dulu diberikan pendidikan modern yang memadai, agar mereka dapat melihat situasi dan kebutuhan masyarakat modern sekarang ini. Dari para 'ulama itu, dituntut pengetahuan tentang apa itu dunia modern dan problematikanya, supaya tidak terkurung hanya dalam ajaran-ajaran tradisional. Sementara itu, syari'ah juga harus disesuaikan dengan situasi baru. Antara syari'ah (hukum Islam) dan hukum alam (ilmu pengetahuan) yang dikembangkan di Eropa dianggap tidak banyak perbedaannya secara prinsipil. Karena itu, pendidikan modern adalah suatu keharusan untuk umat Islam. Juga untuk "memperbaharui" syari'ah itu.



Demikianlah, sampai sebelum Jamal al-Din al-Afghani (1839-1897), Muhammad 'Abduh dan Muhammad Rasyd Ridla (1865-1935), kesadaran bahwa Islam itu--maksudnya tentu saja pemahaman kaum Muslim terhadap Islam--harus "dimodernkan" atau "dirasionalkan" sudah menjadi kesadaran umum para cendekiawan Muslim. Dan ini telah menimbulkan gerakan yang oleh Fazlur Rahman disebut sebagai "gerakan modernisme awal." Oleh karena itu pula, Tahtawi dan seluruh kawan-kawannya yang sezaman, telah melihat bahwa Eropa adalah sumber ide dan penemuan yang tak terelakkan. Maka, Islah harus belajar dari Barat!



Memang, mereka pun menyadari bahaya yang bisa muncul dari proses "pembaratan" ini. Tetapi, mereka juga yakin bahwa kekuatan gagasan yang progresif dari Barat itu, juga akan mampu mengatasi masalah yang akan muncul. Apalagi, bertepatan dengan munculnya gagasan-gagasan itu, secara politis Ottoman mengalami kemunduran.



Selanjutnya, masalah menjadi lain ketika Afghani, 'Abduh dan Rasyd Ridha hidup. Masalah yang dihadapi mereka adalah imperialisme Eropa. Kerajaan Ottoman dalam tahun 1875-1878, telah kemasukan kekuatan militer Eropa. Tahun 1881, Tunisia diduduki Perancis dan tahun 1882, Mesir pun jatuh ke tangan Inggris. Dan pada tahun-tahun ini pula, semua dunia Islam berada dalam genggaman kolonialisme Eropa, termasuk Indonesia. Sehingga, secara politis keadaan sudah berubah. Maka melihat fenomena Barat-Modern tanpa kritisisme pun menjadi naif. Melalui mereka, muncullah gagasan pan-Islamisme yang mau melawan kolonialisme Barat. Dalam diri mereka, sudah timbul suatu kesadaran bahwa Barat yang modern itu ternyata juga mempunyai sisi destruktif, yakni imperialisme yang menghancurkan kebudayaan Islam baik secara sosial-budaya maupun politis. Timbullah kesadaran bahwa yang modern bukan hanya Barat, tetapi bisa juga Islam. Karena itu pemikiran dan gerakan modernisme awal ini, nantinya mendorong munculnya gerakan-gerakan neo-revivalisme, yang terutama dipimpin oleh Hassan al-Banna, Sayyid Qutb, dan Abu 'Al al-Mawdudi, yang nanti akan "dicap" sebagai akar fundamentalisme Islam kontemporer.



Pada masa-masa ini, gagasan romantisme kejayaan Islam muncul sebagai motivasi melawan penjajahan. Inilah dorongan paling besar yang merefleksikan kembali arti peradaban Islam di dunia modern, di tengah-tengah hegemoni Barat waktu itu. Dorongan ini terus menjadi momentum pemikiran Islam paska kolonialisme. Dari sini, mulailah dilakukan refleksi atas munculnya peradaban Barat, dan hegemoninya atas dunia Islam. Nantinya, sebagai "puncak" pemikiran modernis ini, sangat relevan memberi perhatian atas kajian-kajian ekonomi-politik atas apa yang menjadi pendorong imperialisme Barat terhadap dunia Islam. Pemikir-pemikir Muslim kontemporer seperti Hasan Hanafi, Asghar Ali Engineer, Ali Syari'ati, Zia-ul Haq, dan kalangan-kalangan transformis lainnya yang menaruh perhatian pada gagasan pembebasan, layak juga diperhatikan.



Sampai di sini, menarik sekali untuk memperhatikan pokok-pokok gagasan kalangan modernis-liberalis ini, yang nantinya akan dikritik secara keras oleh kaum fundamentalis Islam, khususnya seperti ditulis oleh Nader Saiedi dalam pandangan-pandangan mereka perihal: Pertama, keyakinan akan perlunya sebuah filsafat dialektis; kedua, keyakinan akan adanya aspek historisisme dalam kehidupan sosial keagamaan; ketiga, pentingnya secara kontinu untuk membuka kembali pintu ijtihad yang dulu sempat tertutup atau justru ditutup oleh fatwa ulama; keempat, penggunaan argumen-argumen rasional untuk iman; kelima, perlunya pembaruan pendidikan; dan keenam, menaruh simpati dan hormat terhadap hak-hak perempuan, dan non-Muslim.

PENGALAMAN SUFI

Di masa awal perjalanannya, calon sufi dalam hubungannya dengan Tuhan dipengaruhi rasa takut atas dosa-dosa yang dilakukannya. Rasa takut itu kemudian berubah menjadi rasa waswas apakah tobatnya diterima Tuhan sehingga ia dapat meneruskan perjalanannya mendekati Tuhan. Lambat laun ia rasakan bahwa Tuhan bukanlah zat yang suka murka, tapi zat yang sayang dan kasih kepada hamba-Nya. Rasa takut hilang dan timbullah sebagai gantinya rasa cinta kepada Tuhan. Pada stasion ridla, rasa cinta kepada Tuhan bergelora dalam hatinya. Maka ia pun sampai ke stasion mahabbah, cinta Ilahi. Sufi memberikan arti mahabbah sebagai berikut, pertama, memeluk kepatuhan kepada Tuhan dan membenci sikap melawan kepada-Nya. Kedua, Menyerahkan seluruh diri kepada Yang Dikasihi. Ketiga, Mengosongkan hati dari segala-galanya, kecuali dari Diri Yang Dikasihi.


Mencintai Tuhan tidaklah dilarang dalam Islam, bahkan dalam al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang menggambarkan cinta Tuhan kepada hamba dan cinta hamba kepada Tuhan. Ayat 54 dari surat al-Maidah, "Allah akan mendatangkan suatu umat yang dicintai-Nya dan orang yang mencintai-Nya." Selanjutnya ayat 30 dari surat 'Ali Imran menyebutkan, "Katakanlah, jika kamu cinta kepada Tuhan, maka turutlah Aku, dan Allah akan mencintai kamu."

Hadits juga menggambarkan cinta itu, seperti yang berikut, "Senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku melalui ibadat sehingga Aku cinta kepadanya. Orang yang Ku-cintai, Aku menjadi pendengaran, penglihatan dan tangannya."

Sufi yang masyhur dalam sejarah tasawuf dengan pengalaman cinta adalah seorang wanita bernama Rabi'ah al-'Adawiah (713-801 M) di Basrah. Cintanya yang dalam kepada Tuhan memalingkannya dari segala yang lain dari Tuhan. Dalam doanya, ia tidak meminta dijauhkan dari neraka dan pula tidak meminta dimasukkan ke surga. Yang ia pinta adalah dekat kepada Tuhan. Ia mengatakan, "Aku mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut kepada neraka, bukan pula karena ingin masuk surga, tetapi aku mengabdi karena cintaku kepada-Nya." Ia bermunajat, "Tuhanku, jika kupuja Engkau karena takut kepada neraka, bakarlah mataku karena Engkau, janganlah sembunyikan keindahan-Mu yang kekal itu dari pandanganku."

Sewaktu malam telah sunyi ia berkata, "Tuhanku, bintang di langit telah gemerlapan, mata-mata telah bertiduran, pintu-pintu istana telah dikunci, tiap pecinta telah berduaan dengan yang dicintainya, dan inilah aku berada di hadirat-Mu." Ketika fajar menyingsing ia dengan rasa cemas mengucapkan, "Tuhanku, malam telah berlalu dan siang segera akan menampakkan diri. Aku gelisah, apakah Engkau terima aku sehingga aku bahagia, ataukah Engkau tolak sehingga aku merasa sedih. Demi keMahakuasaan-Mu inilah yang akan kulakukan selama Engkau beri hajat kepadaku. Sekiranya Engkau usir aku dari depan pintuMu, aku tidak akan bergerak, karena cintaku kepada-Mu telah memenuhi hatiku."

Pernah pula ia berkata, "Buah hatiku, hanya Engkaulah yang kukasihi. Beri ampunlah pembuat dosa yang datang ke hadiratMu, Engkau harapanku, kebahagiaan dari kesenanganku. Hatiku telah enggan mencintai selain Engkau." Begitu penuh hatinya dengan rasa cinta kepada Tuhan, sehingga ketika orang bertanya kepadanya, apakah ia benci kepada setan, ia menjawab, "Cintaku kepada Tuhan tidak meninggalkan ruang kosong di dalam hatiku untuk benci setan."

Cinta tulus Rabi'ah al-'Adawiah kepada Tuhan, akhirnya dibalas Tuhan, dan ini tertera dari syairnya yang berikut:

Kucintai Engkau dengan dua cinta,

Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu,

Cinta karena diriku Membuat aku lupa

yang lain dan senantiasa menyebut nama-Mu,

Cinta kepada diri-Mu,

Membuat aku melihat Engkau karena Engkau bukakan hijab,

Tiada puji bagiku untuk ini dan itu, Bagi-Mu-lah puji dan untuk itu semua.

Rabi'ah al-'Adawiah, telah sampai ke stasion sesudah mahabbah, yaitu ma'rifah. Ia telah melihat Tuhan dengan hati nuraninya. Ia telah sampai ke stasion yang menjadi idaman kaum sufi. Dengan kata lain, Rabi'ah al-'Adawiah telah benar-benar menjadi sufi.

Pengalaman ma'rifah, ditonjolkan oleh Zunnun al-Misri (w.860 M). Ma'rifah adalah anugerah Tuhan kepada sufi yang dengan ikhlas dan sungguh-sungguh mencintai Tuhan. Karena cinta ikhlas dan suci itulah Tuhan mengungkapkan tabir dari pandangan sufi dan dengan terbukanya tabir itu sufi pun dapat menerima cahaya yang dipancarkan Tuhan dan sufi pun melihat keindahan-Nya yang abadi. Ketika Zunnun ditanya, bagaimana ia memperoleh ma'rifah, ia menjawab, "Aku melihat dan mengetahui Tuhan dengan Tuhan dan sekiranya tidak karena Tuhan aku tidak melihat dan tidak tahu Tuhan."

Yang dimaksud Zunnun ialah bahwa ia memperoleh ma'rifah karena kemurahan hati Tuhan. Sekiranya Tuhan tidak membukakan tabir dari mata hatinya, ia tidak akan dapat melihat Tuhan. Sebagaimana disebut dalam literatur tasawuf, sufi berusaha keras mendekatkan diri dari bawah dan Tuhan menurunkan rahmat-Nya dari atas. Juga dikatakan bahwa ma'rifah datang ketika cinta sufi dari bawah dibalas Tuhan dari atas.

Dalam hubungan dengan Tuhan, sufi memakai alat bukan akal yang berpusat di kepala, tapi qalb atau kalbu (jantung) yang berpusat di dada. Kalbu mempunyai tiga daya, pertama, daya untuk-mengetahui sifat-sifat Tuhan yang disebut qalb. Kedua, daya untuk mencintai Tuhan yang disebut ruh. Ketiga daya untuk melihat Tuhan yang disebut sirr.

Sirr adalah daya terpeka dari kalbu dan daya ini keluar setelah sufi berhasil menyucikan jiwanya sesuci-sucinya. Dalam bahasa sufi, jiwa tak ubahnya sebagai kaca, yang kalau senantiasa dibersihkan dan digosok akan mempunyai daya tangkap yang besar. Demikian juga jiwa, makin lama ia disucikan dengan ibadat yang banyak, makin suci ia dan makin besar daya tangkapnya, sehingga akhirnya dapat menangkap daya cemerlang yang dipancarkan Tuhan. Ketika itu sufi pun bergemilang dalam cahaya Tuhan dan dapat melihat rahasia-rahasia Tuhan. Karena itu al-Ghazali mengartikan ma'rifat, "Melihat rahasia-rahasia Tuhan dan mengetahui peraturan-peraturan Tuhan tentang segala yang ada."

Kata ma'rifat memang mengandung arti pengetahuan. Maka, ma'rifat dalam tasawuf berarti pengetahuan yang diperoleh langsung dari Tuhan melalui kalbu. Pengetahuan ini disebut ilm ladunni. Ma'rifah berbeda dengan 'ilm. 'Ilm ini diperoleh melalui akal. Dalam pendapat al-Ghazali, pengetahuan yang diperoleh melalui kalbu, yaitu ma'rifah, lebih benar dari pengetahuan yang diperoleh melalui akal, yaitu 'ilm. Sebelum menempuh jalan tasawuf al-Ghazali diserang penyakit syak. Tapi, menurut al-Ghazali, setelah mencapai ma'rifah, keyakinannya untuk memperoleh kebenaran ternyata melalui tasawuf, bukan filsafat.

Lebih jauh mengenai ma'rifah dalam literatur tasawuf dijumpai ungkapan berikut, pertama, kalau mata yang terdapat di dalam hati sanubari manusia terbuka, mata kepalanya akan tertutup dan ketika itu yang dilihatnya hanya Allah. Kedua, ma'rifah adalah cermin. Kalau sufi melihat ke cermin itu yang akan dilihatnya hanyalah Allah. Ketiga, yang dilihat orang 'arif, baik sewaktu tidur maupun sewaktu bangun hanyalah Allah. Keempat, sekiranya ma'rifah mengambil bentuk materi, cahaya yang disinarkannya gelap. Semua orang yang memandangnya akan mati karena tak tahan melihat kecemerlangan dan keindahannya.

Tetapi sufi yang dapat menangkap cahaya ma'rifah dengan mata hatinya akan dipenuhi kalbunya dengan rasa cinta yang mendalam kepada Tuhan. Tidak mengherankan kalau sufi merasa tidak puas dengan stasion ma'rifah saja. Ia ingin berada lebih dekat lagi dengan Tuhan. Ia ingin mengalami persatuan dengan Tuhan, yang di dalam istilah tasawuf disebut ittihad.

Pengalaman ittihad ini ditonjolkan oleh Abu Yazid antara lain Bustami (w. 874 M). Ucapan-ucapan yang ditinggalkannya menunjukkan bahwa untuk mencapai ittihad diperlukan usaha yang keras dan waktu yang lama. Seseorang pernah bertanya kepada Abu Yazid tentang perjuangannya untuk mencapai ittihad. Ia menjawab, "Tiga tahun," sedang umurnya waktu itu telah lebih dari tujuh puluh tahun. Ia ingin mengatakan bahwa dalam usia tujuh puluh tahunlah ia baru sampai ke stasion ittihad.

Sebelum sampai ke ittihad, seorang sufi harus terlebih dahulu mengalami fana' dan baqa'. Yang dimaksud dengan fana' adalah hancur sedangkan baqa' berarti tinggal. Sesuatu didalam diri sufi akan fana atau hancur dan sesuatu yang lain akan baqa atau tinggal. Dalam literatur tasawuf disebutkan, orang yang fana dari kejahatan akan baqa (tinggal) ilmu dalam dirinya; orang yang fana dari maksiat akan baqa (tinggal) takwa dalam dirinya. Dengan demikian, yang tinggal dalam dirinya sifat-sifat yang baik. Sesuatu hilang dari diri sufi dan sesuatu yang lain akan timbul sebagai gantinya. Hilang kejahilan akan timbul ilmu. Hilang sifat buruk akan timbul sifat baik. Hilang maksiat akan timbul takwa.

Untuk sampai ke ittihad, sufi harus terlebih dahulu mengalami al-fana' 'an al-nafs, dalam arti lafdzi kehancuran jiwa. Yang dimaksud bukan hancurnya jiwa sufi menjadi tiada, tapi kehancurannya akan menimbulkan kesadaran sufi terhadap diri-Nya. Inilah yang disebut kaum sufi al-fana' 'an al-nafs wa al-baqa, bi 'l-Lah, dengan arti kesadaran tentang diri sendiri hancur dan timbullah kesadaran diri Tuhan. Di sini terjadilah ittihad, persatuan atau manunggal dengan Tuhan.

Mengenai fana', Abu Yazid mengatakan, "Aku mengetahui Tuhan melalui diriku hingga aku hancur, kemudian aku mengetahui-Nya melalui diri-Nya dan akupun hidup. Sedangkan mengenai fana dan baqa', ia mengungkapkan lagi, "Ia membuat aku gila pada diriku hingga aku mati. Kemudian Ia membuat aku gila kepada diri-Nya, dan akupun hidup." Lalu, diapun berkata lagi, "Gila pada diriku adalah fana' dan gila pada diri-Mu adalah baqa' (kelanjutan hidup)."

Dalam menjelaskan pengertian fana', al-Qusyairi menulis, "Fananya seseorang dari dirinya dan dari makhluk lain terjadi dengan hilangnya kesadaran tentang dirinya dan makhluk lain. Sebenarnya dirinya tetap ada, demikian pula makhluk lain, tetapi ia tak sadar lagi pada diri mereka dan pada dirinya. Kesadaran sufi tentang dirinya dan makhluk lain lenyap dan pergi ke dalam diri Tuhan dan terjadilah ittihad."

Ketika sampai ke ambang pintu ittihad dari sufi keluar ungkapan-ungkapan ganjil yang dalam istilah sufi disebut syatahat (ucapan teopatis). Syatahat yang diucapkan Abu Yazid, antara lain, sebagai berikut, "Manusia tobat dari dosanya, tetapi aku tidak. Aku hanya mengucapkan, tiada Tuhan selain Allah."

Abu Yazid tobat dengan lafadz syahadat demikian, karena lafadz itu menggambarkan Tuhan masih jauh dari sufi dan berada di belakang tabir. Abu Yazid ingin berada di hadirat Tuhan, berhadapan langsung dengan Tuhan dan mengatakan kepadaNya: Tiada Tuhan selain Engkau.

Dia juga mengucapkan, "Aku tidak heran melihat cintaku pada-Mu, karena aku hanyalah hamba yang hina. Tetapi aku heran melihat cinta-Mu padaku, karena Engkau adalah Raja Maha Kuasa."

Kara-kata ini menggambarkan bahwa cinta mendalam Abu Yazid telah dibalas Tuhan. Lalu, dia berkata lagi, "Aku tidak meminta dari Tuhan kecuali Tuhan."

Seperti halnya Rabi'ah yang tidak meminta surga dari Tuhan dan pula tidak meminta dijauhkan dari neraka dan yang dikehendakinya hanyalah berada dekat dan bersatu dengan Tuhan. Dalam mimpi ia bertanya, "Apa jalannya untuk sampai kepadaMu?"

Tuhan menjawab, "Tinggalkan dirimu dan datanglah." Akhirnya Abu Yazid dengan meninggalkan dirinya mengalami fana, baqa' dan ittihad.

Masalah ittihad, Abu Yazid menggambarkan dengan kata-kata berikut ini, "Pada suatu ketika aku dinaikkan kehadirat Tuhan dan Ia berkata, Abu Yazid, makhluk-Ku ingin melihat engkau. Aku menjawab, kekasih-Ku, aku tak ingin melihat mereka. Tetapi jika itu kehendak-Mu, aku tak berdaya menentang-Mu. Hiasilah aku dengan keesaan-Mu, sehingga jika makhluk-Mu melihat aku, mereka akan berkata, telah kami lihat Engkau. Tetapi yang mereka lihat sebenarnya adalah Engkau, karena ketika itu aku tak ada di sana."

Dialog antara Abu Yazid dengan Tuhan ini menggambarkan bahwa ia dekat sekali dengan Tuhan. Godaan Tuhan untuk mengalihkan perhatian Abu Yazid ke makhluk-Nya ditolak Abu Yazid. Ia tetap meminta bersatu dengan Tuhan. Ini kelihatan dari kata-katanya, "Hiasilah aku dengan keesaan-Mu." Permintaan Abu Yazid dikabulkan Tuhan dan terjadilah persatuan, sebagaimana terungkap dari kata-kata berikut ini, "Abu Yazid, semuanya kecuali engkau adalah makhluk-Ku." Akupun berkata, aku adalah Engkau, Engkau adalah aku dan aku adalah Engkau."

Dalam literatur tasawuf disebut bahwa dalam ittihad, yang satu memanggil yang lain dengan kata-kata: Ya ana (Hai aku). Hal ini juga dialami Abu Yazid, seperti kelihatan dalam ungkapan selanjutnya, "Dialog pun terputus, kata menjadi satu, bahkan seluruhnya menjadi satu. Maka Ia pun berkata kepadaku, "Hai Engkau, aku menjawab melalui diri-Nya "Hai Aku." Ia berkata kepadaku, "Engkaulah Yang Satu." Aku menjawab, "Akulah Yang Satu." Ia berkata lagi, "Engkau adalah Engkau." Aku menjawab: "Aku adalah Aku."

Yang penting diperhatikan dalam ungkapan diatas adalah kata-kata Abu Yazid "Aku menjawab melalui diriNya" (Fa qultu bihi). Kata-kata bihi -melalui diri-Nya- menggambarkan bersatunya Abu Yazid dengan Tuhan, rohnya telah melebur dalam diri Tuhan. Ia tidak ada lagi, yang ada hanyalah Tuhan. Maka yang mengatakan "Hai Aku Yang Satu" bukan Abu Yazid, tetapi Tuhan melalui Abu Yazid.

Dalam arti serupa inilah harus diartikan kata-kata yang diucapkan lidah sufi ketika berada dalam ittihad yaitu kata-kata yang pada lahirnya mengandung pengakuan sufi seolah-olah ia adalah Tuhan. Abu Yazid, seusai sembahyang subuh, mengeluarkan kata-kata, "Maha Suci Aku, Maha Suci Aku, Maha Besar Aku, Aku adalah Allah. Tiada Allah selain Aku, maka sembahlah Aku."

Dalam istilah sufi, kata-kata tersebut memang diucapkan lidah Abu Yazid, tetapi itu tidak berarti bahwa ia mengakui dirinya Tuhan. Mengakui dirinya Tuhan adalah dosa terbesar, dan sebagaimana dilihat pada permulaan makalah ini, agar dapat dekat kepada Tuhan, sufi haruslah bersih bukan dari dosa saja, tetapi juga dari syubhat. Maka dosa terbesar tersebut diatas akan membuat Abu Yazid jauh dari Tuhan dan tak dapat bersatu dengan Dia. Maka dalam pengertian sufi, kata-kata diatas betul keluar dari mulut Abu Yazid. Dengan kata lain, Tuhanlah yang mengaku diri-Nya Allah melalui lidah Abu Yazid. Karena itu dia pun mengatakan, "Pergilah, tidak ada di rumah ini selain Allah Yang Maha Kuasa. Di dalam jubah ini tidak ada selain Allah."

Yang mengucapkan kata-kata itu memang lidah Abu Yazid, tetapi itu tidak mengandung pengakuan Abu Yazid bahwa ia adalah Tuhan. Itu adalah kata-kata Tuhan yang diucapkan melalui lidah Abu Yazid.

Sufi lain yang mengalami persatuan dengan Tuhan adalah Husain Ibn Mansur al-Hallaj (858-922 M), yang berlainan nasibnya dengan Abu Yazid. Nasibnya malang karena dijatuhi hukuman bunuh, mayatnya dibakar dan debunya dibuang ke sungai Tigris. Hal ini karena dia mengatakan, "Ana 'l-Haqq (Akulah Yang Maha Benar).

Pengalaman persatuannya dengan Tuhan tidak disebut ittihad, tetapi hulul. Kalau Abu Yazid mengalami naik ke langit untuk bersatu dengan Tuhan, al-Hallaj mengalami persatuannya dengan Tuhan turun ke bumi. Dalam literatur tasawuf hulul diartikan, Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk bersemayam didalamnya dengan sifat-sifat ketuhanannya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dihancurkan.

Di sini terdapat juga konsep fana, yang dialami Abu Yazid dalam ittihad sebelum tercapai hulul. Menurut al-Hallaj, manusia mempunyai dua sifat dasar: nasut (kemanusiaan) dan lahut (ketuhanan). Demikian juga Tuhan mempunyai dua sifat dasar, lahut (ketuhanan) dan nasut (kemanusiaan). Landasan bahwa Tuhan dan manusia sama-sama mempunyai sifat diambil dari hadits yang menegaskan bahwa Tuhan menciptakan Adam sesuai dengan bentuk-Nya.

Hadits ini mengandung arti bahwa didalam diri Adam ada bentuk Tuhan dan itulah yang disebut lahut manusia. Sebaliknya didalam diri Tuhan terdapat bentuk Adam dan itulah yang disebut nasut Tuhan. Hal ini terlihat jelas pada syair al-Hallaj sebagai berikut:

Maha Suci Diri Yang Sifat kemanusiaan-Nya

Membukakan rahasia cahaya ketuhanan-Nya yang gemilang

Kemudian kelihatan bagi makhluk-Nya dengan nyata

Dalam bentuk manusia yang makan dan minum

Dengan membersihkan diri malalui ibadat yang banyak dilakukan, nasut manusia lenyap dan muncullah lahut-nya dan ketika itulah nasut Tuhan turun bersemayam dalam diri sufi dan terjadilah hulul.

Hal itu digambarkan al-Hallaj dalam syair berikut ini:

Jiwa-Mu disatukan dengan jiwaku

Sebagaimana anggur disatukan dengan air suci

Jika Engkau disentuh, aku disentuhnya pula

Maka, ketika itu -dalam tiap hal- Engkau adalah aku.

Hulul juga digambarkan dalam syair berikut:

Aku adalah Dia yang kucintai

Dan Dia yang kucintai adalah aku,

Kami adalah dua jiwa yang menempati satu tubuh,

Jika Engkau lihat aku, engkau lihat Dia,

Dan jika engkau lihat Dia, engkau lihat Kami.

Ketika mengalami hulul yang digambarkan diatas itulah lidah al-Hallaj mengucapkan, "Ana 'l-Haqq (Akulah Yang Maha Benar). Tetapi sebagaimana halnya dengan Abu Yazid, ucapan itu tidak mengandung arti pengakuan al-Hallaj dirinya menjadi Tuhan. Kata-kata itu adalah kata-kata Tuhan yang Ia ucapkan melalui lidah al-Hallaj. Sufi yang bernasib malang ini mengatakan,

"Aku adalah rahasia Yang Maha Benar,

Yang Maha Benar bukanlah Aku,

Aku hanya satu dari yang benar,

Maka bedakanlah antara kami."

Syatahat atau kata-kata teofani sufi seperti itu membuat kaum syari'at menuduh sufi telah menyeleweng dari ajaran Islam dan menganggap tasawuf bertentangan dengan Islam. Kaum syari'at yang banyak terikat kepada formalitas ibadat, tidak menangkap pengalaman sufi yang mementingkan hakekat dan tujuan ibadat, yaitu mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan.

Dalam sejarah Islam memang terkenal adanya pertentangan keras antara kaum syari'at dan kaum hakekat, gelar yang diberikan kepada kaum sufi. Pertentangan ini mereda setelah al-Ghazali datang dengan pengalamannya bahwa jalan sufilah yang dapat membawa orang kepada kebenaran yang menyakinkan. Al-Ghazali menghalalkan tasawuf sampai tingkat ma'rifah, sungguhpun ia tidak mengharamkan tingkat fana', baqa, dan ittihad. Ia tidak mengkafirkan Abu Yazid dan al-Hallaj, tapi mengkafirkan al-Farabi dan Ibn Sina.

Kalau filsafat, setelah kritik al-Ghazali dalam bukunya Tahafut al-Falasifah, tidak berkembang lagi di dunia Islam Sunni, tasawuf sebaliknya banyak diamalkan, bahkan oleh syariat sendiri. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah pengalaman persatuan manusia dengan Tuhan yang dibawa al-Bustami dalam ittihad dan al-Hallaj dalam hulul, Muhy al-Din Ibn 'Arabi (1165-1240) membawa ajaran kesatuan wujud makhluk dengan Tuhan dalam wahdat al-wujud.

Lahut dan nasut, yang bagi al-Hallaj merupakan dua hal yang berbeda, ia satukan menjadi dua aspek. Dalam pengalamannya, tiap makhluk mempunyai dua aspek. Aspek batin yang merupakan esensi, disebut al-haqq, dan aspek luar yang merupakan aksiden disebut al-khalq. Semua makhluk dalam aspek luarnya berbeda, tetapi dalam aspek batinnya satu, yaitu al-haqq. Wujud semuanya satu, yaitu wujud al-haqq.

Tuhan, sebagaimana disebut dalam Hadits yang telah dikutip pada permulaan, pada awalnya adalah "harta" tersembunyi, kemudian Ia ingin dikenal maka diciptakan-Nya makhluk, dan melalui makhluklah Ia dikenal. Maka, alam sebagai makhluk, adalah penampakan diri atau tajalli dari Tuhan. Alam sebagai cermin yang didalamnya terdapat gambar Tuhan. Dengan kata lain, alam adalah bayangan Tuhan. Sebagai bayangan, wujud alam tak akan ada tanpa wujud Tuhan. Wujud alam tergantung pada wujud Tuhan. Sebagai bayangan, wujud alam bersatu dengan wujud Tuhan dalam ajaran wahdat al-wujud.

Yang ada dalam alam ini kelihatannya banyak tetapi pada hakekatnya satu. Keadaan ini tak ubahnya sebagai orang yang melihat dirinya dalam beberapa cermin yang diletakkan di sekelilingnya. Di dalam tiap cermin, ia lihat dirinya. Di dalam cermin, dirinya kelihatan banyak, tetapi pada hakekatnya dirinya hanya satu. Yang lain dan yang banyak adalah bayangannya.

Oleh karena itu ada orang yang mengidentikkan ajaran wahdat al-wujud Ibn Arabi dengan panteisme dalam arti bahwa yang disebut Tuhan adalah alam semesta. Jelas bahwa Ibn Arabi tidak mengidentikkan alam dengan Tuhan. Bagi Ibn Arabi, sebagaimana halnya dengan sufi-sufi lainnya, Tuhan adalah transendental dan bukan imanen. Tuhan berada di luar dan bukan di dalam alam. Alam hanya merupakan penampakan diri atau tajalli dari Tuhan.

Ajaran wahdat al-wujud dengan tajalli Tuhan ini selanjutnya membawa pada ajaran al-Insan al-Kamil yang dikembangkan terutama oleh Abd al-Karim al-Jilli (1366-1428). Dalam pengalaman al-Jilli, tajalli atau penampakan diri Tuhan mengambil tiga tahap tanazul (turun), ahadiah, Huwiah dan Aniyah.

Pada tahap ahadiah, Tuhan dalam keabsolutannya baru keluar dari al-'ama, kabut kegelapan, tanpa nama dan sifat. Pada tahap hawiah nama dan sifat Tuhan telah muncul, tetapi masih dalam bentuk potensial. Pada tahap aniah, Tuhan menampakkan diri dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya pada makhluk-Nya. Di antara semua makhluk-Nya, pada diri manusia Ia menampakkan diri-Nya dengan segala sifat-Nya.

Sungguhpun manusia merupakan tajalli atau penampakan diri Tuhan yang paling sempurna diantara semua makhluk-Nya, tajalli-Nya tidak sama pada semua manusia. Tajalli Tuhan yang sempurna terdapat dalam Insan Kamil. Untuk mencapai tingkat Insan Kamil, sufi mesti mengadakan taraqqi (pendakian) melalui tiga tingkatan: bidayah, tawassut dan khitam.

Pada tingkat bidayah, sufi disinari oleh nama-nama Tuhan, dengan kata lain, pada sufi yang demikian, Tuhan menampakkan diri dalam nama-nama-Nya, seperti Pengasih, Penyayang dan sebagainya (tajalli fi al-asma). Pada tingkat tawassut, sufi disinari oleh sifat-sifat Tuhan, seperti hayat, ilmu, qudrat dll. Dan Tuhan ber-tajalli pada sufi demikian dengan sifat-sifat-Nya. Pada tingkat khitam, sufi disinari dzat Tuhan yang dengan demikian sufi tersebut ber-tajalli dengan dzat-Nya. Pada tingkat ini sufi pun menjadi Insan Kamil. Ia menjadi manusia sempurna, mempunyai sifat ketuhanan dan dalam dirinya terdapat bentuk (shurah) Allah. Dialah bayangan Tuhan yang sempurna. Dan dialah yang menjadi perantara antara manusia dan Tuhan. Insan Kamil terdapat dalam diri para Nabi dan para wali. Di antara semuanya, Insan Kamil yang tersempurna terdapat dalam diri Nabi Muhammad.

Demikianlah, tujuan sufi untuk berada sedekat mungkin dengan Tuhan akhirnya tercapai malalui ittihad serta hulul yang mengandung pengalaman persatuan roh manusia dengan roh Tuhan dan melalui wahdat al-wujud yang mengandung arti penampakan diri atau tajalli Tuhan yang sempurna dalam diri Insan Kamil.

Sementara itu tasawuf pada masa awal sejarahnya mengambil bentuk tarekat, dalam arti organisasi tasawuf, yang dibentuk oleh murid-murid atau pengikut-pengikut sufi besar untuk melestarikan ajaran gurunya. Di antara tarekat-tarekat besar yang terdapat di Indonesia adalah Qadiriah yang muncul pada abad ke-13 Masehi untuk melestarikan ajaran Syekh Abdul Qadir Jailani (w. 1166 M), Naqsyabandiah, muncul pada abad ke-14 bagi pengikut Bahauddin Naqsyabandi (w. 1415 M), Syattariah, pengikut Abdullah Syattar (w. 1415 M), dan Tijaniah yang muncul pada abad ke-19 di Marokko dan Aljazair. Tarekat-tarekat besar lain diantaranya adalah Bekhtasyiah di Turki, Sanusiah di Libia, Syadziliah di Marokko, Mesir dan Suria, Mawlawiah (Jalaluddin Rumi) di Turki, dan Rifa'iah di Irak, Suria dan Mesir.

Dalam tarekat, ajaran-ajaran sufi besar tersebut terkadang diselewengkan, sehingga tarekat menyimpang dari tujuan sebenarnya dari sufi untuk menyucikan diri dan berada dekat dengan Tuhan. Tarekat ada yang telah menyalahi ajaran dasar sufi dan syari'at Islam, sehingga timbullah pertentangan antara kaum syari'at dan kaum tarekat.

Sementara itu ada pula tarekat yang menekankan pentingnya kehidupan rohani dan mengabaikan kehidupan duniawi, dan disamping itu menekankan ajaran tawakal sufi, sehingga mengabaikan usaha. Dengan kata lain, yang dikembangkan tarekat adalah orientasi akhirat dan sikap tawakal.

Perlu ditegaskan bahwa sampai permulaan abad ke-20, tarekat mempunyai pengaruh besar dalam masyarakat Islam. Karena pengaruh besar itu, orang-orang yang ingin mendapat dukungan dari masyarakat menjadi anggota tarekat. Di Turki Usmani, tentara menjadi anggota tarekat Bekhtasyi dan dalam perlawanan mereka terhadap pembaharuan yang diadakan sultan-sultan, mereka mendapat sokongan dari tarekat Bekhtasyi dan para ulama Turki.

Karena pengaruh besar dalam masyarakat itu orientasi akhirat dan sikap tawakal berkembang di kalangan umat Islam yang bekas-bekasnya masih ada pada kita sampai sekarang. Untuk itu tidak mengherankan kalau pemimpin-pemimpin pembaharuan dalam Islam seperti Jamaluddin Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan terutama Kamal Ataturk memandang tarekat sebagai salah satu faktor yang membawa kepada kemunduran umat Islam.

Dalam pada itu dunia dewasa ini dilanda oleh materialisme yang menimbulkan berbagai masalah sosial yang pelik. Banyak orang mengatakan bahwa dalam menghadapi meterialisme yang melanda dunia sekarang, perlu dihidupkan kembali spiritualisme. Disini tasawuf dengan ajaran kerohanian dan akhlak mulianya dapat memainkan peranan penting. Tetapi untuk itu yang perlu ditekankan tarekat dalam diri para pengikutnya adalah penyucian diri dan pembentukan akhlak mulia disamping kerohanian dengan tidak mengabaikan kehidupan keduniaan.

Pada akhir-akhir ini memang kelihatan gejala orang-orang di Barat yang bosan hidup kematerian lalu mencari hidup kerohanian di Timur. Ada yang pergi ke kerohanian dalam agama Buddha, ada ke kerohanian dalam agama Hindu dan tak sedikit pula yang mengikuti kerohanian dalam agama Islam, umpamanya aliran Subud di Jakarta.

Dalam hubungan itu kira-kira 30 tahun lalu, A.J. Arberry dalam bukunya Sufism menulis bahwa Muslim dan bukan Muslim adalah makhluk Tuhan yang satu. Oleh karena itu bukanlah tidak pada tempatnya bagi seorang Kristen untuk mempelajari ajaran-ajaran sufi yang telah meninggalkan pengaruh besar dalam kehidupan umat Islam dan bersama-sama dengan orang Islam menggali kembali ajaran-ajaran sufi yang akan dapat memenuhi kebutuhan orang yang mencari nilai-nilai kerohanian dan moral zaman yang penuh kegelapan dan tantangan seperti sekarang.

ASAL-USUL TASAWUF

Tasawuf timbul dalam Islam sesudah umat Islam mempunyai kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani dan agama Hindu dan Buddha, muncullah anggapan bahwa aliran tasawuf lahir dalam Islam atas pengaruh dari luar.

Ada yang mengatakan bahwa pengaruhnya datang dari rahib-rahib Kristen yang mengasingkan diri untuk beribadat dan mendekatkan diri kepada Tuhan di gurun pasir Arabia. Tempat mereka menjadi tujuan orang yang perlu bantuan di padang yang gersang. Di siang hari, kemah mereka menjadi tempat berteduh bagi orang yang kepanasan; dan di malam hari lampu mereka menjadi petunjuk jalan bagi musafir. Rahib-rahib itu berhati baik, dan pemurah dan suka menolong. Sufi juga mengasingkan diri dari dunia ramai, walaupun untuk sementara, berhati baik, pemurah dan suka menolong.

Pengaruh filsafat Yunani dikatakan berasal dari pemikiran mistik Pythagoras. Dalam filsafatnya, roh manusia adalah suci dan berasal dari tempat suci, kemudian turun ke dunia materi dan masuk ke dalam tubuh manusia yang bernafsu. Roh yang pada mulanya suci itu menjadi tidak suci dan karena itu tidak dapat kembali ke tempatnya semula yang suci. Untuk itu ia harus menyucikan diri dengan memusatkan perhatian pada fllsafat serta ilmu pengetahuan dan melakukan beberapa pantangan. Filsafat sufi juga demikian. Roh yang masuk ke dalam janin di kandungan ibu berasal dari alam rohani yang suci, tapi kemudian dipengaruhi oleh hawa nafsu yang terdapat dalam tubuh manusia. Maka untuk dapat bertemu dengan Tuhan Yang Maha Suci, roh yang telah kotor itu dibersihkan dulu melalui ibadat yang banyak.

Masih dari filsafat Yunani, pengaruh itu dikaitkan dengan filsafat emanasi Plotinus. Roh memancar dari diri Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Tapi, sama dengan Pythagoras, dia berpendapat bahwa roh yang masuk ke dalam tubuh manusia juga kotor, dan tak dapat kembali ke Tuhan. Selama masih kotor, ia akan tetap tinggal di bumi berusaha membersihkan diri melalui reinkarnasi. Kalau sudah bersih, ia dapat mendekatkan diri dengan Tuhan sampai ke tingkat bersatu dengan Dia di bumi ini.

Paham penyucian diri melalui reinkarnasi tak terdapat dalam ajaran tasawuf. Paham itu memang bertentangan dengan ajaran al-Qur'an bahwa roh, sesudah tubuh mati tidak akan kembali ke hidup serupa di bumi. Sesudah bercerai dengan tubuh, roh pergi ke alam barzah menunggu datangnya hari perhitungan. Tapi, konsep Plotinus tentang bersatunya roh dengan Tuhan di dunia ini, memang terdapat dalam tasawuf Islam.

Dari agama Buddha, pengaruhnya dikatakan dari konsep Nirwana. Nirwana dapat dicapai dengan meninggalkan dunia, memasuki hidup kontemplasi dan menghancurkan diri. Ajaran menghancurkan diri untuk bersatu dengan Tuhan juga terdapat dalam Islam. Sedangkan pengaruh dari agama Hindu dikatakan datang dari ajaran bersatunya Atman dengan Brahman melalui kontemplasi dan menjauhi dunia materi. Dalam tasawuf terdapat pengalaman ittihad, yaitu persatuan roh manusia dengan roh Tuhan.

Kita perlu mencatat, agama Hindu dan Buddha, filsafat Yunani dan agama Kristen datang lama sebelum Islam. Bahwa yang kemudian datang dipengaruhi oleh yang datang terdahulu adalah suatu kemungkinan. Tapi pendapat serupa ini memerlukan bukti-bukti historis. Dalam kaitan ini timbul pertanyaan: sekiranya ajaran-ajaran tersebut diatas tidak ada, tidakkah mungkin tasawuf timbul dari dalam diri Islam sendiri?

Hakekat tasawuf kita adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam ajaran Islam, Tuhan memang dekat sekali dengan manusia. Dekatnya Tuhan kepada manusia disebut al-Qur'an dan Hadits. Ayat 186 dari surat al-Baqarah mengatakan, "Jika hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka Aku dekat dan mengabulkan seruan orang yang memanggil jika Aku dipanggil."

Kaum sufi mengartikan do'a disini bukan berdo'a, tetapi berseru, agar Tuhan mengabulkan seruannya untuk melihat Tuhan dan berada dekat kepada-Nya. Dengan kata lain, ia berseru agar Tuhan membuka hijab dan menampakkan diri-Nya kepada yang berseru. Tentang dekatnya Tuhan, digambarkan oleh ayat berikut, "Timur dan Barat kepunyaan Tuhan, maka kemana saja kamu berpaling di situ ada wajah Tuhan" (QS. al-Baqarah 115). Ayat ini mengandung arti bahwa dimana saja Tuhan dapat dijumpai. Tuhan dekat dan sufi tak perlu pergi jauh, untuk menjumpainya.

Ayat berikut menggambarkan lebih lanjut betapa dekatnya Tuhan dengan manusia, "Telah Kami ciptakan manusia dan Kami tahu apa yang dibisikkan dirinya kepadanya. Dan Kami lebih dekat dengan manusia daripada pembuluh darah yang ada di lehernya (QS. Qaf 16). Ayat ini menggambarkan Tuhan berada bukan diluar diri manusia, tetapi di dalam diri manusia sendiri. Karena itu hadis mengatakan, "Siapa yang mengetahui dirinya mengetahui Tuhannya."

Untuk mencari Tuhan, sufi tak perlu pergi jauh; cukup ia masuk kedalam dirinya dan Tuhan yang dicarinya akan ia jumpai dalam dirinya sendiri. Dalam konteks inilah ayat berikut dipahami kaum sufi, "Bukanlah kamu yang membunuh mereka, tapi Allah-lah yang membunuh dan bukanlah engkau yang melontarkan ketika engkau lontarkan (pasir) tapi Allah-lah yang melontarkannya (QS. al-Anfal 17).

Disini, sufi melihat persatuan manusia dengan Tuhan. Perbuatan manusia adalah perbuatan Tuhan. Bahwa Tuhan dekat bukan hanya kepada manusia, tapi juga kepada makhluk lain sebagaimana dijelaskan hadis berikut, "Pada mulanya Aku adalah harta yang tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal. Maka Kuciptakan makhluk, dan melalui mereka Aku-pun dikenal."

Disini terdapat paham bahwa Tuhan dan makhluk bersatu, dan bukan manusia saja yang bersatu dengan Tuhan. Kalau ayat-ayat diatas mengandung arti ittihad, persatuan manusia dengan Tuhan, hadits terakhir ini mengandung konsep wahdat al-wujud, kesatuan wujud makhluk dengan Tuhan.

Demikianlah ayat-ayat al-Qur'an dan Hadits Nabi menggambarkan betapa dekatnya Tuhan kepada manusia dan juga kepada makhluk-Nya yang lain. Gambaran serupa ini tidak memerlukan pengaruh dari luar agar seorang muslim dapat merasakan kedekatan Tuhan itu. Dengan khusuk dan banyak beribadat ia akan merasakan kedekatan Tuhan, lalu melihat Tuhan dengan mata hatinya dan akhirnya mengalami persatuan rohnya dengan roh Tuhan; dan inilah hakikat tasawuf.

Caca Mendaftaf di Paypal


Yang pertama anda butuhkan :
1. Alamat email yang valid
2. Kartu kredit atau kartu debit yang ada logo visa elektron. (Tidak semua kartu kredit diterima ya, mendingan dicoba dulu)
3. Untuk mencairkan dana dari paypal, anda bisa menggunakan kartu kredit anda atau di transfer ke bank di Indonesia (Lihat tutorialnya di blog ini)

Langkah-langkahnya:

1. Sebelumnya, siapkan dulu data-data Anda seperti email, nama, alamat, no telp dan yang paling penting adalah siapkan kartu kredit didepan Anda.

2. Langsung masuk ke
https://www.paypal.com lalu click Sign Up

3. Pilih negara Anda, pastinya Indonesia

4. Setelah Anda memilih Indonesia, layar akan berubah otomatis. Anda diminta untuk memilih tipe account Anda. Pilih premier account, karena premier account bisa digunakan untuk menerima dan mengirim uang.

5. Klik Next dan isi halaman berikutnya dengan data Anda sebenar-benarnya. Pastikan Nama, Alamat dan No Telp sama dengan kartu kredit Anda. Untuk mata uang masukan US Dollar karena paypal belum menerima rupiah. (kasihan banget ya :D )
Telp yang anda masukkan tidak perlu menggunakan kode negara, cukup masukan nomornya saja, contoh: 0217364534
Apabila sudah selesai, klik Sign Up.

6. Masukkan data kartu kredit yang akan Anda gunakan untuk paypal. Pastikan bahwa nama, tipe kartu, nomor kartu dan masa berlaku kartu sama dengan kartu kredit Anda. Angka Verifikasi dapat Anda lihat di belakang kartu.

7. Apabila sudah selesai, klik Add Card.

8. Selanjutnya Anda akan menerima konfirmasi bahwa kartu Account Anda telah dibuat. Silakan cek inbox email Anda dan klik di link verifikasi untuk mengaktifkan paypal Anda.

9. Setelah itu, masuk kembali ke account paypal Anda menggunakan login dan password Anda. Lalu masuk ke my account dan klik di expanded option, baca informasi yang disana.

10. Sekarang Account Anda sebenarnya sudah ada tapi status Anda masih Not Verified. Anda tetap dapat melakukan transaksi online, tapi dengan limit hanya $100 USD.

11. Agar bisa menjadi verified member, paypal akan mengecek dahulu kebenaran kartu kredit Anda. Caranya tekan tombol Get Number dalam My Account - Expanded Option untuk mendapatkan 4 digit kode keamanan dari Paypal. Kode tersebut akan dikirim ke tagihan bulanan kartu kredit Anda. Kartu kredit akan di charge 1.95 dollar dan akan dikembalikan kemudian ke account paypal Anda.

12. Setelah tagihan bulanan Anda sampai dirumah, masukkan 4 digit kode tersebut kedalam account paypal Anda. Caranya masuk ke halaman My Account, dan klik bagian Activate Account - Complete Expanded Use Enrollment. Setelah Anda memasukan 4 digit kode keamanan tersebut, account paypal Anda dapat digunakan tanpa limitasi diatas dan Anda akan mendapatkan kredit 1,95 dollar tersebut di Account Anda.

Lho? Kenapa harus masukin nomor credit card? Nanti di apa-apain ga tuh? Tentu saja tidak. nomor credit card dibutuhkan untuk menerima pembayaran dari PTC yang akan di kirim ke rekening anda. Paypal juga dapat digunakan untuk pembayaran belanja online, yang akan di potong dari saldo anda. Biasanya, PTC tidak mau memberikan pembayaran kepada account yang belum verified.


Cara Untuk Meningkatkan Pengunjung Blog


[1] Pergunakan nama domain yang mudah diingat
Jika Anda ingin meningkatkan traffik, usahakan untuk memiliki nama domain sendiri.
Jika Anda ingin situs atau blog Anda sukses dengan besar, maka yang pertama kali harus Anda perhatikan adalah nama Anda. Sama dengan kalau Anda ingin menjadi selebritis, nama Anda harus mudah diingat orang.
Mana yang lebih mudah diingat oleh Anda:
  • namaAnda.com atau namaAnda.wordpress.com atau namaAnda.blogspot.com atau namaAnda.domainTertentu.com?
Saya rasa semua menjawab namaAnda.com.
Nah sekarang pertanyaannya mana yang lebih mudah diingat oleh pengunjung situs Anda? Dan mana yang akan lebih mereka sukai untuk dikunjungi? [yang pada akhirnya akan membuat traffik lebih tinggi]
Saya rasa jawabannya akan tetap sama, namaAnda.com.
Karenanya, usahakan untuk memiliki sebuah domain sendiri. Para pengunjung akan cenderung lebih mengingat nama yang pendek dan mereka akan lebih suka berkunjung ke situs yang memiliki nama yang pendek.
Jangan biarkan mereka lari hanya karena nama situs/blog yang terlalu panjang.
[2] Tulis artikel-artikel pillar
Yang dimaksud artikel-artikel pillar adalah artikel-artikel yang berfungsi sebagai sebuah "pillar/penyangga" traffik situs Anda.
Artikel-artikel ini biasanya sebuah artikel yang bertipe "list", seperti 10 Tips Meningkatkan traffik, 5 Blog Teknologi Terbaik, Definisi Internet Marketing, dan sejenisnya.
Tipe-tipe artikel pillar seperti akan menarik traffik bagai magnet menarik besi, karena orang-orang akan selalu mencari artikel-artikel seperti ini. Orang-orang selalu butuh informasi tentang definisi dari suatu hal, atau 10 daftar terbaik untuk xxxxxxx atau sejenisnya.
Beda dengan artikel yang bercerita tentang pengalaman pribadi, orang-orang tidak terlalu tertarik dengan artikel-artikel seperti itu. Mungkin tertarik, tapi akan dilupakan --- dan akhirnya tidak dikunjungi lagi, dan tidak direferensikan kepada orang lain.
Intinya : artikel-artikel yang selalu dicari-cari orang dan membuat orang lain ingin mengunjunginya berkali-kali PLUS menyebarkannya kepada orang lain.
[3] Rajinlah mengupdate postingan
Salah satu tips terpenting untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke blog Anda adalah dengan sering-sering menulis.
Orang akan senang berkunjung ke blog Anda jika mereka selalu mendapatkan sebuah artikel yang baru, yang fresh, yang segar. Mereka tidak akan suka, bahkan kecewa, jika datang ke blog Anda dan hanya disuguhi artikel-artikel yang lama.
Rasanya mungkin seperti disuguhi ikan basi.
Jadi jika Anda ingin situs Anda memiliki pembaca yang loyal, yang rutin berkunjung, sering-seringlah mengupdate blog Anda. Saran saya, 2-3 hari sekali minimal harus ada sebuah artikel baru. Atau, kalau bisa setiap hari bahkan lebih bagus.
[4] Seringlah berkomentar
Untuk mendapatkan traffik ke blog Anda, salah satu cara lainnya yang bisa dipergunakan adalah dengan sering-sering berkomentar di blog orang lain.
Pada saat Anda menuliskan komentar di blog orang lain, tentu Anda akan dimintai URL (alamat) dari situs/blog Anda, bukan? Nah, dari sanalah traffik akan datang.
Pastikan Anda memasukkan URL blog Anda dengan benar, atau URL posting blog yang ingin Anda promosikan dengan benar.
Menurut saya pribadi, yang ini efeknya kecil, tapi patut dicoba.
[5] Gunakan FEEDBURNER
Untuk meningkatkan traffik ke blog Anda, salah satu tips lainnya yang bisa Anda lakukan adalah dengan memanfaatkan jasa dari feedburner.com.
Manfaatkan jasa gratis dari feedburner.com untuk meningkatkan jumlah pembaca RSS dari blog Anda, atau bahkan untuk memfasilitasi para pembaca yang ingin menikmati blog Anda via email.
Saya sendiri menggunakan FEEDBURNER untuk haryoprabowo.com, dan hasilnya untuk setiap postingan saya bisa mendapat puluhan bahkan ratusan pembaca secara instant (dan gratis).
[6] Submit artikel Anda ke Social Bookmark
Jangan remehkan the power of viral marketing!
Submit artikel Anda ke berbagai layanan social bookmarking seperti del.icio.us, atau digg.com atau technorati.com untuk meningkatkan traffik Anda.
Setiap kali ada orang melakukan searching sebuah topik yang sesuai dengan artikel yang Anda submit ke situs-situs tersebut, Anda berkesempatan untuk mendapatkan tambahan traffik pengunjung secara free.
[7] Optimasi SEO
Dapatkan banyak traffik gratis lainnya dari SEO!
Pelajari SEO (tidak dijelaskan di artikel ini) dan aplikasikan untuk blog/situs Anda, dan bahkan untuk halaman-halaman di situs/blog Anda. Traffik dari SEO ini sangat berkualitas dan targetted, serta 100% free.
Pengalaman saya pribadi, untuk beberapa domain yang saya miliki, saya dapat menghasilkan sekitar 300-400 pengunjung per hari secara gratis hanya dengan mengandalkan SEO semata. Free traffik, free money.
Jadi, jangan Anda sia-siakan.
[8] Buat artikel yang sedang "in" (populer)
Sebuah trik sederhana yang bisa membuat blog Anda mendapat kunjungan berlimpah adalah dengan membuat posting dengan judul (dan isi) yang bersangkutan dengan sebuah hal yang sedang menjadi "trend" di masyarakat.
Misalkan di masyarakat sedang ada kasus "Banjir di Jakarta" atau "Gunung Merapi meletus", maka Anda bisa mencoba membuat sebuah artikel yang berkaitan dengan hal tersebut.
Dengan menulis artikel yang terkait dengan sebuah event yang sedang populer, Anda bisa jadi menarik banyak link dari blog lain atau bahkan menempati posisi yang tinggi di search engine (mis: google) untuk keyword terkait artikel berita tersebut ( karena belum ada blog lain yang membahas).
Ujung-ujungnya, traffik Anda bisa meningkat drastis.
[9] Bertukar link
Cara kuno? Eits, jangan diremehkan. Bertukar link walau terlihat kuno, tetapi saya buktikan sendiri bahwa hal ini sangat efektif.
Blog-blog saya bisa mendapat beberapa puluh (belum ratusan) pengunjung baru dalam sehari hanya dari hasil bertukar link dengan banyak blog lainnya.
Jika Anda betul-betul serius berbisnis, jangan sia-siakan satu pengunjung pun. Sebab siapa tahu satu pengunjung yang Anda anggap "remeh" (tidak terlalu signifikan) tersebut justru pengunjung yang "membawa uang" untuk Anda.
Jangan pernah meremehkan hal-hal kecil.
[10] Memasang iklan
Sebagai cara terakhir, jika memang Anda tidak berbakat dalam melakukan berbagai promosi yang gratis, atau Anda butuh hasil instant yang biasanya tidak bisa dicapai melalui traffik yang gratis, saran saya adalah : memasang iklan.
Anda bisa menggunakan berbagai sarana iklan, mulai dari PPC TExt, hingga banner-banner. Mulai dari jaringan yang khusus menangani iklan (seperti Google Adwords, KumpulBlogger) atau iklan di blog-blog pribadi orang lain.
Cara yang terakhir ini jujur saja agak mahal, tapi kalau Anda bisa memanfaatkannya dengan baik (memutar traffiknya mennjadi uang), tidak jadi masalah. Tidak ada ruginya beriklan beberapa ribu jika mendapat hasil beberapa juta.